Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum mengajak petani maupun kelompok tani swadaya menggalakkan dan meningkatkan produksi cabai serta pelaku usaha membangun pola kemitraan dengan petani untuk memenuhi kebutuhan pasar dan usaha yang ada.
"Komoditas pertanian di pasar lokal maupun induk yang naik saat ini hanya cabai khususnya cabai rawit. Sedangkan komoditi lainnya beras, bawang merah,jagung dan lainnya relatif stabil tidak ada gejolak harga tingkat pasar yang perlu diketahui para pihak. Dengan melihat stok cabai harusnya tidak ada kenaikan. Kemudian kami mendorong petani untuk meningkatkan produksi," ujarnya di Pontianak, Kamis.
Baca juga: Terjadi kenaikan cukup tingg untuk harga cabai - minyak goreng di Kubu Raya
Ia memastikan bahwa ketersediaan cabai relatif stabil dan merata di 14 kabupaten dan kota di daerah itu.
"Saat ini dari sisi produksi dan ketersediaan cabai terutama rawit di Kalbar cukup. Catatan kami dari Januari sampai November 2021 produksi sudah mencapai 6.807 ton," kata dia.
Baca juga: Harga cabai rawit tembus Rp120.000 per kilogram
Ia menjelaskan bahwa adanya kenaikan cabai pada akhir - akhir ini, harusnya tidak signifikan dan kembali karena faktor produksi stabil. Sehingga dengan melihat stok harusnya tidak ada kenaikan. Pada sisi lain tidak memungkiri kenaikan yang ada tidak terlepas dari pengaruh bencana banjir. Namun hal itu tidak terlalu signifikan karena di Kalbar produksi hampir merata.
"Sentra produksi kita sebenarnya merata di Kalbar tetap sementara ini signifikan yakni Kayong Utara, Bengkayang, Sintang, Mempawah, Landak, Singkawang, Sambas dan lainnya. Itu intinya sudah menyebar di kabupaten atau kota di Kalbar. Kalau ada banjir di Sintang dan beberapa daerah lainnya tidak signifikan," sebut dia.
Baca juga: Kabupaten Kayong Utara produsen terbesar cabai rawit Kalbar
Menurutnya, kenaikan yang ada bisa jadi karena kebutuhan meningkat saat natal dan tahun baru. Selanjutnya rantai pasar yang panjang juga mempengaruhi harga di tingkat konsumen.
"Rantai pasok yang panjang, petani, tangkulang, pengepul dan pasar serta konsumen selalu juga berpengaruh. Itu dari sisi biaya angkutan dan margin yang harus setiap rantai mempengaruhi,"Kata dia.
Baca juga: Usai Lebaran, Harga cabe rawit di Pontianak turun
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar di Kota Pontianak untuk harga cabai rawit lokal rata - rata Rp133.000 per kilogram. Untuk harga tertinggi di Pasar Dahlia Rp150.000 per kilogram dan terendah di Pasar Puring Rp120.000 per kilogram.
Sedangkan untuk cabai rawit antar pulau rata - rata Rp86.000 per kilogram, harga terendah di Pasar Kemuning Rp50.000 per kilogram dan tertinggi di Pasar Kemuning, Puring dan Teratai Rp120.000 per kilogram.
Dinas TPH Kalbar ajak petani tingkatkan produksi cabai
Kamis, 30 Desember 2021 15:31 WIB