Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya telah berkolaborasi dengan Gojek, Electrum, Gesit, Gogoro, dan Perusahaan Baterai Indonesia (IBC) untuk mempercepat ekosistem kendaraan listrik terintegrasi dan terlengkap di Indonesia.
“Kalau kita mau mengembangkan energi baru terbarukan secara global pun sesuai dengan program dari G20, maka ini harus dilakukan kolaborasi. Jadi harus inklusif, tidak boleh eksklusif, karena semua pihak kolaborasi ini harus kita lakukan bersama,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Nicke menjelaskan pengembangan ekosistem kendaraan listrik harus terintegrasi dalam satu rantai nilai, sehingga Pertamina berkomitmen untuk mendorong agar target-target yang ditetapkan pemerintah dapat tercapai.
Oleh karena itu, lanjut Nicke, Pertamina telah mengembangkan SPBU Green Energy Station (GES) yang sudah mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap. Saat ini, Pertamina telah memiliki 143 SPBU yang mengandalkan energi hijau dari matahari.
“Tahun ini kami akan tambah jadi 1.000 dan nanti target (SPBU) semuanya. Jadi, bukan hanya baterainya saja yang membuat lingkungan menjadi lebih hijau, tetapi sumber energi pembangkit juga harus lebih ramah lingkungan," kata Nicke.
Langkah pertama yang kini dilakukan oleh Pertamina adalah bekerja sama dengan Gojek sebagai perusahaan yang memiliki basis kendaraan motor yang besar.
Perseroan menyadari bahwa untuk melayani pasar kendaraan roda dua, termasuk pengendara transportasi daring yang harus dipenuhi adalah kemudahan dan kecepatan.
Saat ini, pilot layanan swapping station dengan solusi penggantian baterai pertama kali akan digunakan oleh 500 armada Gojek yang menggunakan motor listrik. Namun, ke depan Pertamina terus berupaya agar layanan ini dapat dimanfaatkan seluasnya oleh masyarakat umum.
Layanan swapping station Pertamina kini baru berada di tujuh titik SPBU GES di Jakarta Selatan, yakni SPBU MT Haryono, SPBU Kuningan, SPBU Kemang, SPBU Gandaria City, SPBU Fatmawati, SPBU Permata Hijau, dan SPBU Pondok Indah.
"Kalau hasil contohnya bagus, tahun depan bisa kami tingkatkan swapping station untuk melayani 5.000 kendaraan dan karena targetnya cukup agresif, lebih cepat lebih baik, karena ini merupakan komitmen bersama," pungkas Nicke.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat mengapresiasi langkah perusahaan-perusahaan dari hulu sampai hilir untuk memulai pembangunan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dalam rangka mencapai target nol emisi pada 2060.
Ia berharap melalui pembangunan ekosistem kendaraan listrik dari hulu ke hilir tersebut dapat menjadikan Indonesia sebagai produsen kendaraan listrik.
"Kami targetkan nanti di 2025, sebanyak 2 juta kendaraan listrik bisa digunakan oleh masyarakat Indonesia dan selanjutnya kami akan menuju ke pasar-pasar ekspor," kata Presiden Joko Widodo.