Jakarta (ANTARA) - Panitia Nasional Presidensi G20 Indonesia mengapresiasi kesiapan PLN dalam menjaga keandalan pasokan listrik di Kawasan Labuan Bajo untuk menyukseskan penyelenggaraan rangkaian acara Presidensi G20.
Dalam kunjungannya ke PLTS di Pulau Messah dan PLTS di Pulau Papagarang, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso yang juga Ketua Sekretariat Gabungan Bidang Sherpa Track dan Finance Track bersama Co-Sherpa Indonesia meninjau langsung penggunaan sumber listrik yang menggunakan EBT (Energi Baru Terbarukan) di pulau-pulau kecil di kawasan Labuan Bajo.
Baca juga: PLN bangun 36 PLTS atap dukung KTT G20 di Bali
"Hadirnya PLTS di pulau terpencil ini bukan hanya menunjukkan komitmen untuk penggunaan sumber listrik ramah lingkungan, tapi juga secara nyata telah dimanfaatkan oleh masyarakat di wilayah terisolir dalam menopang kehidupan mereka,” ujar Susiwijono dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Susiwijono menyampaikan penggunaan EBT merupakan contoh nyata yang sangat bagus untuk ditunjukkan di forum acara Presidensi G20 di Labuan Bajo.
Baca juga: PLN bangun 36 PLTS atap 869 kWp dukung KTT G20 dengan energi hijau
“Labuan Bajo merupakan salah satu lokasi yang didorong untuk menjadi tempat penyelenggaraan berbagai acara Presidensi G20. Ada sekitar 8 events yang akan dihelat di sini, antara lain 2nd Sherpa Meeting serta beberapa pertemuan tingkat Working Group,” tuturnya.
Tak hanya untuk mendukung perhelatan Presidensi G20 saja, PLN juga telah memanfaatkan penggunaan EBT untuk melistriki masyarakat di wilayah terisolir di sekitar Kawasan Labuan Bajo. PLN telah membangun PLTS di beberapa pulau, seperti di Pulau Messah, Pulau Papagarang, Pulau Seraya Maranu dan Pulau Batu Tiga Boleng.
Baca juga: Kadisporapar : Presidensi G20 peluang promosikan wisata Kalbar
Dengan masuknya listrik ke pulau terpencil, terbukti dapat mendorong produktivitas dan perekonomian masyarakat setempat. Kehadiran listrik dapat mendukung berbagai usaha masyarakat, antara lain usaha Es Batu, pertukangan dengan skap listrik, isi ulang air galon, dan usaha penyimpanan hasil penangkapan ikan dengan alat pendingin.
"PLTS di Pulau Papagarang dan Pulau Messah ini betul-betul menjadi penopang kehidupan warga dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat," ujar Susiwijono.
Baca juga: PLN tambah dua pembangkit perkuat listrik Bali dukung KTT G20
Adapun komitmen PT PLN (Persero) untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan, tidak hanya dengan melakukan transisi energi pada Pembangkit Listrik besar, namun juga dengan membangun pembangkit listrik ramah lingkungan di lokasi-lokasi terpencil untuk menggantikan penggunaan genset berbahan bakar diesel yang dipakai oleh masyarakat.
Dahulu, masyarakat di Pulau Messah dan Pulau Papagarang, mengandalkan genset untuk penyediaan listrik, dimana warga berpatungan membayar sewa Rp10 ribu per hari yang disalurkan melalui jaringan kabel dari rumah ke rumah. Kini, seluruh Rumah Tangga telah menikmati layanan listrik dari PLTS yang dibangun di kedua pulau tersebut.