Sanggau (ANTARA) - Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN Eni Gustina saat menghadiri kegiatan sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja di Kabupaten Sanggau pada Kamis (21/4) mengungkapkan penyakit pada anak bisa terjadi akibat konsumsi air yang tidak bersih.
Menurutnya, pola makan, pola asuh dan penyakit pada anak bisa menjadi penyebab stunting. Saat anak sakit maka akan berpengaruh terhadap pola makan dan gizi yang di konsumsi.
"Jika anak sakit dalam satu tahun sebanyak lima kali maka minimal lima minggu bayi tersebut akan tidak mau makan, sehingga akan berdampak pada asupan gizi anak," kata Eni di Kecamatan Kapaus Kabupaten Sanggau.
Deputi Bidang KBKR itu mengungkapkan banyaknya warga yang belum memiliki sumber air bersih bisa berkontribusi dalam kasus stunting. Terlebih jika dilihat demografi wilayah Provinsi Kalbar yang luar biasa menjadi tantangan besar dalam upaya penurunan stunting.
Ia menilai wilayah Kalbar yang sebagian merupakan perairan dan rawa dengan air payau berpengaruh terhadap kebiasaan warga. Ditambah lagi masih banyak masyarakat yang belum menggunakan jamban sehat.
"Kami mengintervensi tidak hanya dari sisi kesehatan tetapi juga lingkungan dengan mengubah perilaku masyarakat," tambahnya.
Sementara itu Camat Kecamatan Kapuas, Jemain menjelaskan berdasarkan pengamatan dilapangan pihaknya menemukan adanya korelasi antara sanitasi dan stunting. Pada daerah yang fasilitas sanitasi buruk menurutnya memiliki angka stunting yang cukup tinggi.
"Walaupun ini bukan penelitian yang valid akan tetapi ini yang kami temukan di lapangan. Pada daerah yang masih tidak memiliki toilet dirumah maka angka stuntingnya tinggi," ujar Jemain.
Sehingga menurutnya sebagai upaya pencegahan stunting jangka panjang maka harus dilakukan perbaikan sanitasi warga. Dalam hal tersebut pihaknya memiliki program satu rumah satu toilet. Dengan perbaikan sanitasi warga diharapkan akan berdampak pada penurunan stunting.
"Persoalan (sanitasi) ini ditengah masyarakat yang dianggap tidak masalah," katanya.
Jemain mengungkapkan dalam upaya percepatan penurunan stunting pihaknya mendorong Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk program intervensi. Selain itu menurutnya keterlibatan pihak lain juga sangat penting dalam penurunan stunting termasuk perusahaan-perusahaan.
"Di Kecamatan Kapuas ada 15 perusahaan kita mendorong CSR mereka untuk memperbaiki gizi balita di Kecamatan Kapuas," pungkasnya.
Deputi KBKR sebut sumber air bisa berpengaruh pada stunting
Jumat, 22 April 2022 21:18 WIB

Deputi Bidang KBKR BKKBN Eni Gustina saat menghadiri kegiatan sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja di Kabupaten Sanggau. (ANTARA/Ho)