Landak (ANTARA) - Plt Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kalbar Muslimat menilai penurunan prevalensi stunting tidak mudah, namun BKKBN yakin dan percaya angka stunting dapat diturunkan menjadi 14 persen, dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi semua komponen masyarakat.
"Keterlibatan masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting sangat penting. Disamping itu kolaborasi antara pemerintah dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan hingga desa atau kelurahan juga sangat diperlukan," kata Muslimat saat pembukaan sosialisasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja oleh BKKBN Perwakilan Provinsi Kalbar di Kabupaten Landak, Sabtu.
Dikatakannya, berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 angka stunting Kalbar masih sebesar 29,8 persen. Sementara untuk Kabupaten Landak angka stuntingnya masih berada pada angka 27,8 persen.
"Dalam upaya percepatan penurunan stunting Presiden telah menunjuk BKKBN sebagai koordinator sesuai Perpres nomor 72 tahun 2021. Kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan tim percepatan penurunan stunting dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten kota hingga desa," ujar Muslimat.
Ia menyebutkan dalam upaya penurunan stunting BKKBN juga membentuk tim pendamping keluarga yang terdiri dari bidan, PKK dan kader desa. Dengan tugas dan fungsi melakukan penyuluhan, fasilitasi pendampingan kepada sasaran yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu yang memiliki bayi dibawah dua tahun.
"Kami juga berupaya memberikan atau mengarahkan jika ada bantuan sosial untuk keluarga kurang mampu," pungkasnya.
Penurunan prevalensi stunting tidak mudah perlu keterlibatan masyarakat
Sabtu, 23 April 2022 21:49 WIB