Pontianak (ANTARA) - Lembaga Sensor Film (LSF) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak akan membentuk Kampung Sensor Mandiri di kota itu untuk memastikan bahwa film-film yang diedarkan di masyarakat layak dan sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Rabu, menyambut positif LSF yang akan membentuk Kampung Sensor Mandiri di daerah itu, karena film-film yang ditonton masyarakat rentan mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai dengan norma-norma kehidupan dan budaya bangsa Indonesia.
Baca juga: Komunitas pegiat film Pontianak luncurkan film pendek "Putri Salju"
Baca juga: "Putri Salju", film pendek keluarga Pontianak selama pandemi
Dia menjelaskan melalui kerja sama dengan LSF, pemerintah daerah, khususnya Pemkot Pontianak mendapatkan bimbingan dari LSF terkait bagaimana cara efektif dalam menyeleksi tontonan film yang bermutu.
"Enam kecamatan di Kota Pontianak siap untuk mewujudkan Kampung Sensor Mandiri ini," ujarnya usai membuka Sosialisasi Budaya Sensor Mandiri di Gedung Teater Universitas Tanjungpura Pontianak.
Secara umum, lanjut dia, pihaknya mendukung pertumbuhan industri perfilman di Kota Pontianak. Kehadiran industri perfilman juga mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun demikian, proteksi terhadap tayangan-tayangan film yang berdampak negatif juga harus dilakukan.
Baca juga: Wali Kota Pontianak dukung penuh Festival Film Pelajar Khatulistiwa
Baca juga: Pemkot Pontianak apresiasi "Film Bede" karya sineas lokal
"Pentingnya lembaga sensor dalam meliterasi masyarakat, sehingga mereka mendapatkan perlindungan dan hak untuk memperoleh film yang bermutu," kata Edi.
Sementara itu, Ketua Komisi III LSF RI Naswardi mengatakan pada 2021 awal pihaknya melakukan kerja sama dengan 24 perguruan tinggi di seluruh Indonesia, salah satunya Universitas Tanjungpura. Sebagai tindak lanjut kerja sama tersebut, ada beberapa hal yang disepakati, di antaranya dalam rangka mendukung gerakan kampus merdeka sebagai tempat untuk magang mahasiswa, yang saat ini sudah berjalan.
Baca juga: Wali Kota Pontianak layangkan surat keberatan dengan film "Kucumbu Tubuh Indahku"
Baca juga: Milenial Pontianak sambut meet and greet Dilan 1991
"Dalam kaitan sosialisasi tontonan melalui gerakan budaya sensor mandiri. Kami, hari ini datang ke Kota Pontianak untuk peningkatan kualitas literasi tontonan masyarakat," ungkapnya.
Ia mengapresiasi dukungan Wali Kota Pontianak terhadap rencana LSF mengembangkan Kampung Sensor Mandiri, dimana program tersebut sudah berjalan di beberapa wilayah di Indonesia.
Baca juga: Film "Destiny" Angkat Budaya Lokal Pontianak
Baca juga: Seribu Anak Pontianak Saksikan 'Cahaya Dari Timur'
"Tentu kami ingin Kampung Sensor Mandiri ini bisa diinisiasi di Kota Pontianak," kata Naswardi.
Keberadaan Kampung Sensor Mandiri ini akan membentuk masyarakat yang sadar dan memiliki nilai-nilai yang tertanam berkaitan dengan tuntunan dalam menonton sesuai klasifikasi usia. Anak-anak sebagai kelompok yang paling rentan terhadap tontonan yang tidak sesuai klasifikasi usia
"Sehingga, gerakan literasi ini harus kita teruskan hingga ke lapisan masyarakat paling bawah," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Lembaga Sensor Film bentuk Kampung Sensor Mandiri di Pontianak