Sintang (ANTARA) - Anggota DPRD Sintang, Sandan meminta Pemkab Sintang dapat lebih fokus pada pembangunan SDM. "Sebab tanpa SDM yang baik maka Kabupaten Sintang sulit untuk maju," katanya, Senin (4/7).
Dia menyarankan, Pemkab Sintang lebih gencar membangun kreativitas anak muda di Kabupaten Sintang. "Pengembangan potensi anak muda harus dilakukan agar tumbuh kreativitas dalam diri mereka," katanya.
Ia ingin Pemkab Sintang lebih banyak memprogramkan pelatihan - pelatihan keterampilan kerja, pelatihan pengembangan bakat dan minat anak muda," katanya.
Baca juga: DPRD Sintang sampaikan hasil reses rapat paripurna
Baca juga: Perusahaan sawit diminta bantu perbaiki jalan di Sintang
Dengan menumbuhkan kreativitas, kata Kusnadi, diharapkan anak muda di Kabupaten Sintang mampu menciptakan lapangan usaha bagi dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga para anak muda tidak terjebak pada tindakan tindakan kriminal akibat tidak adanya aktivitas.
"Semoga Pemkab Sintang mulai berpikir mengembangkan ekonomi kreatif bagi anak muda," harapnya.
Dia mengatakan, salah satu visi dan misi Pemkab Sintang yakni membentuk masyarakat Kabupaten Sintang yang cerdas. Dijelaskannya, cerdas dalam pengertian memiliki karakter yang baik yakni siap menjadi pemenang di dalam semua sektor pembangunan.
Menurut Sandan, saat ini anak muda memiliki tiga tantangan besar yakni pertama produktivitas, dimana anak-anak muda selalu dipandang sebelah mata karena tidak punya produktivitas dan tidak mampu menghasilkan nilai tambah.
Bahkan anak muda juga mengurangi nilai tambah, sehingga ini menjadi tantangan besar anak muda. "Ke depan anak muda ini harus membuktikan dirinya mampu meningkatkan produktivitas dimanapun dia berada," tutur Sandan.
Baca juga: Legislator sebut perlu penataan di Kota Sintang
Baca juga: Kades dan BPD harus bersinergi dalam pembangunan desa
Selanjutnya, yang menjadi tantangan anak muda adalah kemandirian. Anak muda selalu di cap tidak mandiri bahkan selalu minta difasilitasi. Sebagai contoh, hidupnya anak muda saat ini identik dari cafe ke cafe, hidupnya tidak produktif, dikatakan sebagai generasi menunduk yang hidupnya sehari-hari di habiskan untuk bermain game. "Sehingga itu menjadi sebuah tantangan besar anak muda untuk menunjukkan dirinya bahwa anak muda bisa mandiri, dan tidak tergantung pada orangtua atau pada siapapun," ujar Sandan.
Kemudian tantangan yang ketiga, katanya, karena tidak produktif dan mandiri maka yang menjadi tantangan besar juga adalah kesejahteraan. Anak muda diliputi rasa takut tentang masa depannya. "Kita punya penganggur terdidik yang sangat besar, tiap tahun kita memproduksi penganggur terdidik, yaitu orang-orang yang tidak mampu bersaing di dunia kerja meskipun dengan status pendidikan yang tinggi," terangnya.
Baca juga: Melalui Electrifying Agriculture PLN, panen komunitas petani Milenial meningkat 100 persen
Baca juga: Dewan puji atlet Sintang ikuti Popda tanpa dibiayai
Baca juga: Dewan tampung usulan perbaikan infrastruktur