Kayong Utara (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kabupaten Kayong Utar Hillaria Yusnani mengatakan, pemuda Indonesia harus mengembangkan berbagai potensi yang ada demi membangun kejayaan sepanjang masa untuk negeri pertiwi tersebut.
“Pemuda akan menjadi pelaku utama dalam mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045 nanti. Selain itu juga pemuda akan menjadi tulang punggung untuk kejayaan bangsa sepanjang masa,” kata Hillaria Yusnani saat membacakan sambutan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia pada upacara hari sumpah pemuda yang ke-94 di halaman kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kayong Utara, Jumat.
Menurutnya, peringatan Hari Sumpah Pemuda merupakan upaya kita menghadirkan sejarah masa lalu untuk direnungkan, dipelajari, ditemukan kristalisasi pembelajaran kebaikan untuk dijadikan teladan dan inspirasi penggerak langkah menuju visi bangsa yang besar.
“Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 memberikan pelajaran kepada kita bagaimana menyikapi perbedaan sikap primodial, suku, agama, ras dan kultur, serta berbagai kepentingan menjadi kekuatan, bukan sebagai faktor yang melemahkan,” jelasnya.
Dengan mengangkat tema peringatan hari sumpah pemuda saat ini adalah “Bersatu Bangun Bangsa.” Tema ini menurutnya, memberikan pesan mendalam bahwa bersatu padu adalah harga mati yang harus dikuatkan untuk membangun ketangguhan, dengan ketangguhan dan persatuan menjadi kekuatan untuk melakukan pembangunan peradaban yang unggul sebagai eksistensi bangsa Indonesia.
“Inilah yang menjadi tekad kita untuk meneruskan perjuangan kemerdekaan mewujudkan cita-cita pada saat ini dan sepanjang masa. Semangat untuk selalu bersungguh-sungguh membangun Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, adil, dan makmur secara dinamis sesuai konteks lingkungan strategis yang selalu berubah,” tambahnya.
Melihat pemuda Indonesia saat ini menurutnya, telah menunjukkan banyak capaian prestasi diberbagai bidang yang membanggakan, baik pada level nasional maupun pada level internasional. Hal ini menjadi modal untuk membangun keunggulan Indonesia di masa yang akan datang, namun kita juga khawatir bahwa pemuda Indonesia masih menghadapi ancaman pengangguran dan keterpurukan dalam tindakan destruktif yang tidak menguntungkan.
“Jadi perlu kerja-kerja kolaboratif antar pihak perlu dikembangkan, karena upaya pembangunan pemuda tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri atau parsial. Pembangunan kepemudaan membutuhkan orkestrasi yang sinkron dan harmoni,” ujarnya.