Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan berupaya memaksimalkan kawasan perbatasan, salah satunya Entikong untuk melakukan penetrasi pasar produk Indonesia di Malaysia.
Untuk itu, Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional menggelar Forum Strategi Pengembangan Ekspor di Marketing Point Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat.
"Diharapkan kegiatan forum strategi pengembangan ekspor dan business matching dapat meningkatkan penetrasi pasar produk Indonesia di daerah perbatasan," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
Hasil dari kegiatan ini, lanjut Didi, para eksportir Indonesia dan pembeli Malaysia dapat saling bertukar informasi yang dibutuhkan dan memanfaatkan fasilitas PLBN sebagai tempat promosi serta pelayanan terkait dengan ekspor.
Baca juga: Pemerintah percepat ekspor CPO untuk dongkrak harga sawit tingkat petani
Marketing Point merupakan unit fasilitasi pengembangan ekspor di kawasan perbatasan negara. Dalam mendukung peningkatan ekspor nasional, Kementerian Perdagangan mendirikan pusat promosi ekspor melalui Marketing Point di Pos Lintas Batas Negara (PLBN).
Menurut Didi, akselerasi perdagangan di daerah lintas batas harus ditingkatkan. Hal itu berkaitan erat dengan misi pembangunan nasional, terutama untuk menjamin kedaulatan wilayah dan kesejahteraan rakyat di daerah perbatasan.
Sebagai pembicara kunci dalam forum adalah Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Marolop Nainggolan. Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Sanggau Kukuh Triyatmaka, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Mikro Kabupaten Sanggau Ibnu Marwan, dan sekitar 50 pelaku usaha.
Hadir sebagai narasumber, yaitu Atase Perdagangan Kuala Lumpur Deden Muhammad Fajar Shiddiq, Atase Perhubungan Kuala Lumpur Supendi, dan perwakilan PT Asuransi ASEI Indonesia Adi Tria Sumpena.
Baca juga: Perihal minyak goreng Mendag Zulkifli Hasan yakin bisa selesaikan masalahnya
Baca juga: 622 website perdagangan tanpa izin diblokir
Dalam sambutannya, Marolop mengungkapkan ekspor dari kawasan perbatasan Kalimantan Barat dengan Malaysia memiliki potensi yang sangat besar.
Oleh karena itu, Kemendag memaksimalkan potensi tersebut dengan melalui promosi produk serta pelayanan informasi bagi pelaku usaha.
Forum Strategi Pengembangan Ekspor di Marketing Point Entikong dirangkai dengan kegiatan penjajakan kesepakatan bisnis (business matching) antara pelaku usaha Indonesia dan Malaysia.
"Ini merupakan business matching yang pertama kali diadakan di wilayah perbatasan. Diharapkan ini menjadi pembuka untuk kegiatan promosi ekspor selanjutnya di PLBN sehingga dapat meningkatkan peluang ekspor kita melalui wilayah perbatasan," tambah Marolop.
Pada business matching itu, sebanyak 25 pelaku usaha Indonesia dipertemukan dengan pembeli asal Serawak Malaysia. Kegiatan business matching pada acara ini diutamakan untuk produk perawatan kulit dan kosmetik, arang, farmasi, pakaian dalam, pupuk alami, produk ramah lingkungan, dan barang konsumsi sehari-hari.
Baca juga: Hipmi optimistis Indonesia tak terdampak krisis global 2023
Baca juga: Perdagangan saham Garuda Indonesia dihentikan sementara
Acara ini juga dihadiri pelaku usaha dari Kalimantan Barat, khususnya dari Kabupaten Sanggau, Entikong.
Adapun pelaku usaha yang hadir, antara lain, perwakilan PT Evogaia Karya, PT Pramudita Darya Parma, PT Ultra Prima Abadi (OT Group), PT Cantik Anugerah Pesona, PT Mahkota Riebisi, PT Kimia Farma Tbk., dan PT Haigo Mitra Indonesia yang langsung terbang dari Jakarta.
Pada periode Januari—September 2022, ekspor nonmigas Provinsi Kalimantan Barat mencapai 2,36 miliar dolar AS atau meningkat sebesar 58,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun. Sebelumnya, yang tercatat sebesar 1,49 miliar dolar AS.
Dalam 5 tahun terakhir (2017—2021), ekspor nonmigas Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan peningkatan sebesar 13,67 persen setiap tahunnya. Produk ekspor unggulan Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2021, di antaranya adalah lemak dan minyak hewan, bijih, kerak abu logam, dan aluminium oksida.
Baca juga: Kadin - BEBC susun strategi sukseskan perdagangan di perbatasan