Pontianak (ANTARA) - Kawat layang-layang kembali hantam dan putuskan jaringan listrik PLN di Simpang Jalan Dharma Putra pada Senin, tanggal 29 Mei 2023, pukul 17.47 WIB.
"Ini sangat ironis. Kejadian putusnya kabel listrik jaringan tegangan menengah yang disebabkan oleh kawat layang-layang di Siantan, khususnya Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara sudah tujuh kali selama bulan Mei 2023," ungkap Manajer PLN ULP Siantan, Marwaji.
Menurutnya, Kecamatan Pontianak Utara dan Pontianak Timur merupakan kawasan dimana masih banyak warga yang gemar bermain layang-layang, terutama yang menggunakan tali kawat.
Diakuinya, hampir setiap sore pihaknya dan aparat keamanan kerap melakukan razia, namun warga masih tidak peduli, padahal keberadaannya sudah sangat meresahkan.
"Jika kabel listrik putus maka untuk proses perbaikan dan penormalan kembali aliran listrik membutuhkan waktu kurang lebih 6 hingga 8 jam, sehingga sangat menggangu para pelanggan yang listrik di rumahnya padam," ujar Marwaji, sesuai rilis dari PLN Kalbar.
Lebih lanjut Ia menghimbau partisipasi seluruh elemen masyarakat di kedua kecamatan tersebut untuk bersama-sama membantu mencegah atau melarang warga untuk bermain layang-layang dilingkungan masing-masing.
Hal senada juga diungkap Marzuki (47), warga Jalan Dharma Putra. Menurutnya, setiap sore masih banyak warga yang bermain layang-layang, padahal sudah dilarang oleh petugas, namun mereka sepertinya tidak jera.
"Pemain layang-layang di Siantan ini sudah sangat meresahkan warga. Selain mengganggu aliran listrik juga berpotensi mengancam jiwa warga, sudah banyak korban yang luka bahkan meninggal dunia. Perlu ketegasan aparat dan dukungan masyarakat untuk memberantasnya," tutur Marzuki.
Ia menyebutkan, dalam beberapa minggu terakhir ini sudah beberapa kali kejadian kabel listrik putus dan padam dalam durasi yang cukup lama.
"Kasihan lihat Petugas PLN yang harus bolak-balik melakukan perbaikan penyambungan kabel listrik yang putus, mereka bekerja hingga larut malam," imbuh Marzuki.
Ia berharap permasalahan layang-layang di Siantan ini harus segera dicarikan solusinya agar tidak berlarut-larut sehingga menimbulkan kerugian yang lebih banyak lagi.
"Listrik ini kan milik kita bersama, karena kita juga yang menikmatinya. Mari kita turut peduli untuk menjaganya, agar aktivitas yang kita lakukan dapat berjalan dengan aman dan lancar," tutup Marzuki.