Pontianak (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) melalui Kedeputian Bidang Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan menyelenggarakan program Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) – Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) di Provinsi Kalimantan Barat, sebagai upaya pendampingan dan edukasi ke masyarakat desa terkait program restorasi gambut.
"Tujuan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas petani di lahan gambut dengan metode pengolahan lahan gambut tanpa bakar dan sebagai sarana saling tukar pengetahuan antarpetani. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Mekar Sari, Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya," kata Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Suwignya Utama, di Sungai Raya, Jumat.
Dia menjelaskan, lahan gambut di Provinsi Kalimantan Barat memiliki peranan penting karena memiliki luasan gambut terbesar kedua di Pulau Kalimantan. Apabila lahan gambut di Provinsi Kalimantan Barat rusak atau sampai terbakar maka akan berdampak besar pada segala aspek.
"Lahan gambut di Provinsi Kalimantan Barat ini terbesar kedua di Pulau Kalimantan, apabila gambut di sini rusak atau bahkan sampai terbakar kita yang akan rugi dan merasakan dampaknya oleh karena itu kami masih terus berupaya merestorasi gambut di provinsi Kalimantan Barat baik dari sisi pembasahan
Baca juga: Kubu Raya memiliki 70 persen lahan tanah gambut rawan Karhutla
Melalui SLPG tersebut, pihaknya berharap dapat membangun kemandirian petani, melepaskan dari ketergantungan produk pabrikan, serta mengembangkan inovasi petani dalam praktek-praktek yang bisa dilakukan di masing-masing desa.
Pelaksanaan SLPG melibatkan 22 (dua puluh dua) orang peserta yang merupakan perwakilan kelompok masyarakat dari Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) pada Kabupaten Kubu Raya , Sambas, Mempawah, Ketapang, Kayong Utara, dan Kota Pontianak.
Para peserta mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dasar tentang ekosistem gambut, pengelolaan lahan tanpa bakar, teknik pertanian alami berbasis sumber daya lokal, dan budidaya pertanian di lahan gambut melalui pemahaman teori dan juga praktik di lapangan.
"Pemberdayaan masyarakat di lahan gambut harus dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya alam tanpa merusak lingkungannya. Besar harapan kita semua bahwa dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan keinginan masyarakat, terutama berperan serta dan berpartisipasi dalam mengelola ekosistem gambut secara lestari, tanpa mengesampingkan kebutuhan ekonomi secara bijaksana," kata Sekretaris TRGMD Provinsi Kalimantan Barat, Rossi Wiedya Nusantara.
Dengan demikian diharapkan setelah mengikuti pelatihan, kapasitas masyarakat dapat meningkat dalam rangka perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dengan ramah lingkungan.
"Para petani dapat menerapkan teknik Pengelolaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) dan pertanian alami menggunakan sumber daya lokal di wilayahnya masing-masing dan mengembangkan sebuah mini demplot PLTB, sehingga dapat mempraktikan ilmu yang telah diperoleh selama mengikuti pelatihan Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG)," tuturnya.
Baca juga: Kubu Raya terapkan Kurikulum Muatan Lokal Gambut untuk SMP