Pontianak, Kalbar (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalbar (BI) Provinsi Kalbar terus berupaya untuk memperkuat sinergi antara sektor UMKM, pariwisata, dan keuangan dengan melibatkan semua pihak di daerah itu.
"Bentuk konkret sinergi itu melalui ajang Semarak Pariwisata, UMKM, dan Keuangan atau Saprahan Khatulistiwa 2023. Ini menjadi agenda tahunan dalam rangka pengembangan sektor UMKM, pariwisata, dan keuangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," ujar Kepala KPw BI Kalbar NA Anggini Sari di Pontianak, Kalbar, Selasa.
Ia menjelaskan Saprahan Khatulistiwa juga menjadi ajang mempromosikan produk pelaku usaha dan sektor pariwisata serta apresiasi kepada UMKM yang telah lolos kurasi tingkat Provinsi Kalbar dan merupakan UMKM binaan Bank Indonesia, pemerintah daerah, Dekranasda, perbankan, dan instansi lainnya.
"Berbagai rangkaian dalam pelaksanaan Saprahan Khatulistiwa 2023 dihadirkan mulai dari pra, saat kegiatan, dan pascakegiatan. Terkait UMKM mulai pembukaan ada pameran UMKM di Aula Enggang Gedung Pelayanan Terpadu Kalbar pada 17-18 Juli 2023 dan akan dilanjutkan di Ayani Mega Mall pada 21 Juli-3 Agustus 2023," ucap dia.
Dalam Saprahan Khatulistiwa 2023 mengangkat tema terkait Kabupaten Sambas di antaranya berupa kopi liberika dan tenun Sambas serta produk UMKM lainnya.
"Bedanya Saprahan Khatulistiwa kali ini dengan sebelumnya pada tema di pembukaan yang mengangkat komoditas unggulan dan budaya Kabupaten Sambas. Tenun Sambas melalui peragaan dan disajikan kopi liberika Sambas," jelas dia.
Baca juga: Saprahan Khatulistiwa 2022 ajang akselerasi jaga momentum pertumbuhan ekonomi
Ia menambahkan dalam pembukaan juga diselenggarakan tradisi makan saprahan sebagai upaya untuk melestarikan dan mengangkat budaya Kalbar serta daya tarik wisata daerah untuk mendukung penyelenggaraan Saprahan Khatulistiwa menjadi Kharisma Event Nusantara (KEN).
"Saprahan aktivitas makan secara bersama- sama. Nah, dengan filosofi secara bersama ini bagaimana memajukan ekonomi Kalbar secara bersama," ucap dia.
Terkait program pengembangan UMKM, sejalan dengan prioritas program pemerintah daerah dalam pengendalian inflasi, maka akan berfokus pada pengembangan komoditas pertanian penyumbang inflasi antara lain beras, hortikultura, dan peternakan yang saat ini tersebar di wilayah Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kabupaten Kubu Raya, Sintang, dan Bengkayang.
"Kami juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor makanan dan minuman antara lain kopi, keripik keladi, dan lempok durian; pengembangan kain tenun ikat Sintang dan Sambas; serta kerajinan dan pariwisata melalui sinergi pengembangan Desa Wisata Jeruju Besar bersama dinas," kata dia.
Untuk akselerasi keuangan juga disinergikan dengan pengembangan UMKM melalui pelatihan dan pendampingan, pertemuan bisnis,penguatan kelembagaan, perluasan akses pasar baik skala nasional maupun internasional serta penggunaan platform pemasaran digital.
"Pencatatan keuangan UMKM melalui aplikasi SIAPIK dan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS)," ucap dia.