Pontianak (ANTARA) - Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kalimantan Barat bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) membentuk Kalbarprov Computer Security Incident Response Team (CSIRT) sebagai Tim Respons Insiden Keamanan Siber.
"Tim ini bertugas untuk mendeteksi, menganalisis, dan merespons insiden keamanan Siber dengan cepat dan efektif. Di mana mereka dengan tekad dan semangat yang kuat di bawah bimbingan dan supervisi dari BSSN," kata Asisten Administrasi dan Umum Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat Alfian Salam, di Pontianak, Kamis.
Dia menjelaskan, peluncuran CSIRT Provinsi Kalimantan Barat, menjadi awal langkah Pemprov untuk menjaga dan memperkuat keamanan Siber dalam rangka mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terutama dalam menjaga keamanan data yang kita miliki di Pemprov Kalbar dalam berbagai hal.
Dia menjelaskan, masalah keamanan siber seringkali kurang mendapatkan perhatian bahkan kadang berada di urutan paling akhir dalam daftar hal-hal yang dianggap penting. Jika tidak mengganggu performa sistem, maka masalah keamanan sistem seringkali tidak begitu diutamakan. Keberadaan internet telah menciptakan suatu revolusi tersendiri di berbagai sektor.
Para pengguna internet semakin lama semakin meningkat jumlahnya di mana saat ini internet menjadi kebutuhan pokok sebagaimana peran telekomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Faktor resiko terbesar adalah terjadinya insiden keamanan siber yang tidak diinginkan baik yang dilakukan secara sengaja maupun tidak disengaja.
Dalam era di mana teknologi informasi juga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita sehari-hari, keamanan Siber telah menjadi salah satu prioritas utama bagi pemerintah dan masyarakat.
"Ancaman serangan siber semakin kompleks dan beragam, mengakibatkan kerugian finansial, pencurian data pribadi, gangguan layanan publik, dan bahkan ancaman terhadap kestabilan nasional," tuturnya.
Alfian berharap tim yang sudah dibentuk ini benar-benar dapat melaksanakan tugas pengamanan Siber yang efektif untuk mencermati potensi-potensi yang mengganggu kondisi Siber yang ada.
Ia juga mendorong agar tim yang sudah dibentuk ini untuk melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam membangun CSRIT di daerah.
"Pemerintah daerah, instansi vertikal, pihak swasta, dan masyarakat harus bersatu dalam mendukung upaya pencegahan, deteksi, dan respons terhadap insiden keamanan siber Saya mengajak semua pihak untuk saling berbagi informasi, berkoordinasi, dan meningkatkan kapabilitas dalam bidang keamanan siber," katanya.
Dengan dibentuknya Kalbarprov-CSIRT ini diharapkan tim tersebut memiliki entitas yang akan bertanggung jawab dalam menangani insiden keamanan siber di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
"Tim ini akan berperan sebagai garda terdepan dalam memastikan perlindungan sistem, jaringan, dan data dari ancaman yang berpotensi merusak," kata Alfian.