Johor Bahru, Malaysia, (ANTARA) - Save Press 4 Gaza (SP4G) yang merupakan suara persatuan media Malaysia menyatakan keprihatinan atas jumlah kematian jurnalis yang meliput konflik di Gaza, Palestina, dan menyerukan perlindungan bagi mereka.
SP4G dalam pernyataan tertulis yang diterima di Johor Bahru, Minggu, mengatakan sebagai suara media Malaysia yang menyatakan solidaritas dengan teman-teman mereka di Gaza, SP4G mengutuk keras tindakan tentara dan pemerintah Israel yang menargetkan jurnalis dan keluarga mereka.
“Sebagai jurnalis dan pekerja media, kami menyerukan kepada para pemimpin redaksi Barat untuk memastikan liputan yang jelas mengenai tindakan Israel terhadap warga Palestina, dan mengakui kekejaman yang telah terjadi,” demikian isi pernyataan itu.
Serangan dan pengepungan yang dilakukan rezim Zionis selama empat minggu terakhir telah menewaskan lebih dari 11.000 warga Palestina, termasuk 42 jurnalis – angka yang menandai konflik terburuk bagi pekerja media sejak 1992, menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ).
Temuan CPJ menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengakhiri kekerasan di Gaza, termasuk terhadap jurnalis.
Jurnalis tidak hanya menghadapi tantangan dalam melaporkan konflik, namun juga risiko dari faktor lingkungan termasuk pemadaman listrik, kekurangan makanan dan air, dan runtuhnya sistem medis.
Hal itu mengakibatkan hilangnya secara tragis para jurnalis, editor, fotografer, dan penerbit yang bekerja tanpa kenal lelah untuk membawa realitas konflik ke permukaan kesadaran global.
SP4G yang merupakan gabungan dari 26 organisasi, klub hingga asosiasi pers dan media di Malaysia menyebut penargetan jurnalis yang disengaja telah menjadi perkembangan yang mengkhawatirkan di Gaza.
Hal itu terbukti lewat investigasi Reporters Without Borders atas serangan Israel pada 13 Oktober 2023 di Lebanon Selatan.
Videografer Reuters Issam Abdallah tewas dalam serangan itu, sementara enam jurnalis lainnya terluka. Insiden-insiden seperti itu menyoroti perlunya tindakan internasional yang mendesak untuk melindungi jurnalis yang beroperasi di zona konflik.
Save Press 4 Gaza bergabung dengan asosiasi pers, termasuk Reporters Without Borders, Asosiasi Jurnalis Arab dan Timur Tengah, dan Federasi Jurnalis Internasional menuntut komitmen yang jelas dari Israel untuk mengakhiri kekerasan terhadap jurnalis dan warga sipil.
Selain itu dalam pernyataannya itu SP4G juga meminta ruang redaksi Barat, yang mendapat banyak manfaat dari kerja jurnalis Gaza, harus segera mengambil langkah untuk memastikan perlindungan mereka dan mengutuk tindakan apa pun yang membahayakan keselamatan mereka.
“Selain itu, kami meminta pertanggungjawaban redaksi media Barat atas segala retorika tidak manusiawi yang mungkin berkontribusi untuk membenarkan pembersihan etnis terhadap rakyat Palestina,” demikian pernyataan SP4G.
Media internasional mempunyai tanggung jawab untuk menegakkan integritas jurnalistik, memastikan liputan yang adil dan akurat mengenai konflik yang sedang berlangsung.
Seruan untuk pemberitaan yang adil dan diakhirinya penindasan telah berulang kali dilakukan, dan mereka mendesak rekan-rekan jurnalis di media Barat untuk memperhatikan seruan itu.
SP4G juga menuntut Badan Internasional untuk menyerukan gencatan senjata segera dan menyalurkan bantuan segera bagi masyarakat Gaza dan daerah lain yang terkena dampak.