Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Heronimus Hero, menyerahkan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) kepada sejumlah peternak yang ada di Kota Singkawang, sebagai upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung untuk mendukung kemandirian peternak.
"Dengan tingginya harga jagung saat ini berdampak signifikan pada harga telur dan daging ayam. Sebagai respons, pemerintah mengambil langkah dengan menyalurkan Cadangan Jagung Pemerintah kepada peternak," kata Hero di Pontianak, Senin.
Dia menjelaskan, pembelian jagung dilakukan melalui penugasan Badan Pangan Nasional ke Bulog, dengan total impor sebanyak 500 ribu ton pada tahap awal.
Kalimantan Barat, yang sebelumnya tidak mendapatkan jatah, berhasil mendapatkan alokasi melalui usulan dari asosiasi Perhimpunan Insan Perunggasan Indonesia yang disetujui oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
"Melalui usulan tersebut, Menteri Pertanian memberikan jatah sebesar 4.933 ton untuk peternak, terutama peternak telur. Ini adalah langkah pertama yang sudah berhasil dilakukan di Singkawang," tuturnya.
Penyaluran Cadangan Jagung Pemerintah ini diharapkan dapat mengendalikan inflasi telur dan daging ayam, merupakan sinergi antara Pemerintah Pusat, Provinsi, dan kabupaten/kota.
Harga jagung yang diberikan melalui Cadangan Jagung Pemerintah, yakni sekitar Rp5.000 sampai Rp5.500 per kilogram, merupakan solusi efektif untuk menstabilkan harga dan mengurangi beban biaya produksi peternak.
"Harga yang lebih murah ini dapat membantu efisiensi produksi telur dan daging ayam, karena jagung merupakan komponen utama pakan ternak yang mencapai 50 sampai 60 persen dari total biaya produksi telur," katanya.
Penyerahan tahap pertama CJP ini telah diterima oleh peternak secara resmi, disaksikan oleh Penjabat Wali Kota Singkawang, Sumastro. Heronimus Hero berharap harga jagung yang lebih terjangkau dapat berdampak positif pada penurunan atau stabilisasi harga produk ternak, khususnya telur dan daging ayam.
"Hal ini diharapkan dapat membantu Kalimantan Barat dalam menjaga stabilitas inflasi, terutama untuk komoditi ternak seperti telur dan daging ayam," kata Hero.*