Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), mengatakan proses evakuasi warga Dusun IV Desa Sibalago, Kecamatan Toribulu, yang terisolir terus dilakukan pasca-banjir bandang menerjang.
"Di Kecamatan Toribulu, dua wilayah terdampak yakni Desa Sibalago dan Desa Sienjo," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Parigi Moutong Amirudin saat dihubungi dari Palu, Minggu.
Dilaporkan wilayah terdampak parah di Desa Sibalago yakni Dusun Tompo dan hingga kini sebagian warga mengungsi ke rumah kerabat dan kantor kepala desa, sedangkan warga yang terisolir di Dusun IV terus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Data sementara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong, sebanyak 29 rumah warga terdampak banjir dan 33 Kepala Keluarga (KK) atau 110 jiwa di Desa Sienjo terpaksa mengungsi di kantor kepala desa setempat.
Dari 110 warga mengungsi, ada12 bayi dan balita, dua orang penyandang disabilitas, dan empat lansia.
Adapun di Desa Sibalago, sebanyak 90 KK terdampak dan satu jembatan penghubung desa terputus sehingga menyebabkan warga Desa Sibalago terisolir.
"Pemerintah daerah (pemda) sedang mengupayakan jembatan darurat supaya akses masyarakat dan bantuan logistik lancar," ujar Amirudin.
Selain itu, kata dia, Pemkab Parigi Moutong juga segera mendirikan dapur umum sebagai sentral menyiapkan makanan siap saji untuk korban banjir.
"Kebutuhan mendesak saat ini logistik, air bersih, perbaikan jembatan, normalisasi sungai, dan alat berat," kata dia.
Banjir menerjang wilayah Kecamatan Toribulu terjadi pada Minggu (23/6) pagi sekitar pukul 04:35 Wita sebagai dampak hujan yang mengguyur Parigi Moutong sejak Sabtu (22/6) malam.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis-Aljufi Palu juga mengeluarkan imbauan dengan status waspada dampak hujan terhadap lima daerah di Sulteng, antara lain Kabupaten Morowali Utara, Tojo Una-una, Banggai, Poso, dan Parigi Moutong.
Peringatan dini cuaca berbasis dampak hujan lebat berlaku dua hari ke depan.
"Kami berharap masyarakat lebih memperkuat mitigasi bencana, guna menghindari risiko kerugian harta benda maupun korban jiwa," tutur Amirudin.