"Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat tiga subsektor yang mengalami kontraksi, dengan kontribusi subsektor yang mengalami ekspansi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas triwulan I 2024 sebesar 93,6 persen," ujar Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arief dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, penurunan kontribusi tiga subsektor industri tersebut dikarenakan beberapa faktor, seperti relaksasi impor, kenaikan harga gas global, suku bunga, nilai tukar mata uang, serta faktor musiman yang mengakibatkan turunnya permintaan pesanan di pasar domestik.
Ia menjelaskan IKI Juli turun 0,10 poin dari bulan sebelumnya (month to month) yang berada pada angka 52,50 poin, serta melambat secara tahunan (year on year) sebesar 0,91 poin.
Febri mengatakan apabila dilihat melalui variabel pembentuk IKI, terdapat pelambatan pada pesanan baru sebesar 1,82 poin, serta adanya peningkatan variabel ketersediaan produk sebesar 0,48 poin.
Selain itu ia menyampaikan, dari laporan yang diterima pihaknya melalui rilis IKI, para pelaku industri menyatakan lebih pesimis terhadap kondisi usahanya selama enam bulan ke depan, dengan persentase pesimisme pandangan pelaku usaha sebesar 6 persen.
"Pada Juli 2024, optimisme pelaku usaha terhadap kondisi usahanya enam bulan ke depan menurun dibandingkan dengan Juni 2024, yaitu sebesar 71,9 persen," katanya.
Meski demikian, menurut dia, sebanyak 21 persen pelaku usaha di dalam negeri menyatakan kondisi usahanya stabil selama enam bulan ke depan.