Ketapang (ANTARA) - Bupati Ketapang, Martin Rantan membuka kegiatan Kick-Off Meeting Program Community Based Peat Foret Management Indonesia (Compeat) di Kantor Bupati Ketapang, Senin.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Tropenbos Indonesia berkolaborasi dengan Sekretariat Bersama Pengelolaan Sumber Daya Alam Berkelanjutan (Sekber PSDA). Serta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ketapang juga menghadirkan praktisi dari Belanda.
Program Compeat merupakan kolaborasi antara universitas di Belanda yakni Van Hall Larenstein University, Inholland University dan Aeres University). Serta Universitas Tanjungpura yang melibatkan para pemangku kepentingan daerah untuk mendiskusikan program pengelolaan hutan gambut berkelanjutan.
"Karhutla (Kebakaran hutan dan lahan), seperti dilahan gambut berdampak buruk pada kesehatan, ekonomi masyarakat sekitar dan keanekaragaman hayati. Tidak hanya itu, Karhutla juga akan meningkatkan emisi gas rumah kaca," kata Bupati.
Menurut Bupati, tujuan kedatangan para praktisi dari Belanda dan tergabung dalam program yakni untuk menyambut kerjasama yang sudah dimulai oleh Pemkab Ketapang. Khususnya dalam upaya pencegahan Karhutla berbasis tata kelola hidrologi gambut Sungai Pawan-Sungai Kepulu dan Sungai Kepulu-Pesaguan.
Bupati dalam kesempatan tersebut menyambut baik dan mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas kontribusi. Serta perannya dalam mendukung program pengelolaan hutan gambut di Ketapang.
"Ini dapat menjadi sarana untuk menyediakan akses pengetahuan dari para ahli. Serta menyediakan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat lokal dalam mengelola dan melindungi hutan gambut di Ketapang," tutur Bupati.
Bupati menjelaskan, Ketapang memiliki lahan gambut yang cukup luas. Beberapa diantaranya telah memperoleh izin Hutan Desa (HD) seperti HD Sungai Pelang, HD Sungai Besar. Serta HD Pematang Gadung yang berada di kawasan hidrologis gambut Sungai Pawan-Sungai Kepulu dan Sungai Kepulu-Pesaguan.
"Keberadaan hutan gambut ini memberikan berbagai kebermanfaatan, tidak hanya untuk masyarakat lokal, amun memiliki fungsi yang penting untuk keanekaragaman hayati. Disisi lain, kondisi ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran hutan karena jenis tanah ini sangat mudah terbakar," jelas Bupati.
Oleh karena itu melalui kegiatan ini, Bupati berharap seluruh peserta dapat mengikuti dan menyimak kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sehingga akan diperoleh pemahaman tentang apa dan bagaimana semestinya pengelolaan lahan gambut yang baik dan benar.
"Semoga hasil dari program ini kedepannya dapat menjadi pedoman untuk pemanfaatan hutan gambut secara berkelanjutan dalam meningkatkan nilai sosial, ekonomi dan ekologi hutan gambut yang ada di Kabupaten Ketapang serta dapat menjadi contoh bagi kawasan gambut lainnya di Provinsi Kalimantan Barat," pungkasnya.