Jakarta (ANTARA) - Pelatih Manchester United, Erik ten Hag, mengakui bahwa timnya terdorong untuk bangkit di babak kedua dalam kemenangan dramatis 2-1 atas Brentford setelah merasa "marah" dengan gol kontroversial yang dicetak tim tamu.
United harus berjuang keras untuk membalikkan keadaan melalui gol Alejandro Garnacho dan Rasmus Hojlund di babak kedua, mengakhiri periode enam laga tanpa kemenangan di semua kompetisi.
Kemarahan tim Setan Merah muncul setelah mereka tertinggal 0-1 di babak pertama akibat gol Ethan Pinnock dari situasi sepak pojok. Insiden itu terjadi ketika Matthijs de Ligt harus keluar lapangan untuk menjalani perawatan kepalanya yang berdarah.
"Ini ketiga kalinya De Ligt dipaksa keluar lapangan karena mengalami pendarahan. Itu adalah momen yang sangat menentukan karena Brentford sangat berbahaya dalam situasi bola mati, sementara kami kehilangan salah satu pemain terbaik dalam duel udara," ujar Ten Hag seperti dikutip ESPN.
De Ligt yang telah menjalani perawatan cedera, diperintahkan kembali keluar meskipun darah pada lukanya sudah mengering. Hal ini memicu protes keras dari United, yang membuat asisten pelatih Ruud van Nistelrooy mendapatkan kartu kuning atas perdebatan dengan ofisial keempat, Gavin Ward, hingga ke ruang ganti saat jeda.
Ten Hag mengungkapkan bahwa perasaan ketidakadilan atas gol Brentford tersebut menjadi bahan bakar bagi para pemainnya untuk tampil lebih agresif di babak kedua.
“Kami benar-benar marah saat turun minum," kata Ten Hag. "Namun, kalian bisa lihat kekompakan tim, semangat juang, dan tambahan determinasi untuk mencetak gol. Statistik menunjukkan kami bermain bagus musim ini, hanya saja kurang produktif, tetapi hari ini kami mencetak dua gol yang luar biasa."
Kemenangan ini memberi sedikit ruang bernapas bagi Ten Hag jelang laga berikutnya melawan tim asuhan Jose Mourinho, Fenerbahce, di kompetisi Liga Eropa. United, yang sempat terpuruk di posisi ke-14 klasemen sementara Liga Inggris saat jeda internasional, kini naik ke papan tengah dan hanya terpaut tiga poin dari enam besar.
"Tekanan selalu ada," tambah Ten Hag. "Kami harus menang di setiap pertandingan. Ketika tertinggal 1-0, melihat bagaimana kami membalikkan keadaan, kami merasa ada ketidakadilan dan memanfaatkannya sebagai motivasi. Saya sangat menikmati performa tim hari ini."