Jakarta (ANTARA) - Organisasi GAIN dan EAT, bersama dengan Kenya dan Indonesia sebagai anggota platform Food and Land Use Coalition (FOLU), menggelar kompetisi bertajuk "2024 Dietary Shift – DISH Competition" yang bertujuan mengidentifikasi solusi inovatif untuk pola makan sehat dan berkelanjutan.
Kompetisi tersebut berfokus pada peningkatan konsumsi buah, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan makanan laut, serta pengurangan konsumsi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan. Selain itu, pola konsumsi daging, unggas, dan produk susu juga dilakukan evaluasi sesuai dengan kapasitas produksi yang berkelanjutan di setiap wilayah di Indonesia.
Baca juga: Siapkan kebugaran di masa tua sedini mungkin lewat pola makan
“Peserta yang menawarkan solusi yang mendasarkan diri pada sumber daya lokal, termasuk pangan lokal, mendapat penilaian tinggi, karena solusi ini dianggap akan lebih berkelanjutan,” kata Project Manager untuk Indonesia Purnama Adil Marata melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.
Kompetisi DISH di Indonesia berlangsung sejak Oktober-November 2024, kegiatan tersebut mendapatkan antusiasme dari masyarakat Indonesia, yang diikuti oleh 411 peserta.
Menurut laporan, proses penjurian melibatkan lima pakar dengan latar belakang akademisi di bidang kesehatan, pangan, kebudayaan, chef, serta praktisi bisnis, 15 peserta terpilih berhasil menghadirkan solusi inovatif yang sejalan dengan Planetary Health Diet dari Laporan EAT-Lancet.
Tidak hanya memberikan kontribusi pada upaya menangani tantangan gizi rangkap tiga, yaitu kekurangan gizi, kelebihan gizi, dan defisiensi mikronutrien, kompetisi ini diharapkan juga mempromosikan pola makan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
“Diharapkan kegiatan ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran publik dan memperkuat komitmen bersama dalam mewujudkan pola makan sehat dan berkelanjutan di Indonesia,” ujar dia.
Kompetisi ini pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan hasil mengenai informasi tentang hasil kompetisi pergeseran pola makan, termasuk solusi inovatif yang dihasilkan, tersebar luas melalui media massa, sehingga menjangkau publik dari berbagai lapisan.
Baca juga: Dokter gizi menganjurkan pola makan sehat saat menghadapi musim hujan
Selain itu, publik juga dapat memahami pentingnya pola makan sehat dan berkelanjutan, termasuk dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, dan keberlanjutan pangan global. Publik mendapatkan inspirasi dari kisah sukses dan pendekatan inovatif yang diusung para finalis kompetisi.
Laporan yang tercatat pada tahun 2019, Komisi EAT Lancet menyoroti pentingnya pola makan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan global sambil menjaga kesehatan masyarakat dan kelestarian lingkungan (planetary health diet).
Laporan ini menekankan perlu adanya transformasi pola makan secara signifikan pada tahun 2050, termasuk meningkatkan konsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan, sayuran, legum, kacang-kacangan lebih dari dua kali lipat, serta mengurangi konsumsi pangan kurang sehat hingga lebih dari 50 persen.
Baca juga: Membagi porsi makan untuk cegah diabetes