Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mencatatkan nilai kontrak baru sebesar Rp2,22 triliun hingga November 2024.
Nilai tersebut mencerminkan pertumbuhan sebesar 60,5 persen secara year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pencapaian ini memenuhi 96,6 persen dari target kontrak baru yang ditetapkan untuk 2024.
“Mayoritas dari proyek yang baru yang diperoleh oleh WSBP ini berasal dari pasar eksternal atau dari pelanggan-pelanggan eksternal seperti BUMN, swasta, dan juga pemerintah. Sementara itu untuk sinergi dengan WSBP juga masih terus berjalan, di mana sekitar 30 persen dari nilai kontrak baru WSBP juga berasal dari WSBP Group,” kata Direktur Utama WSBP FX Poerbayu Ratsunu dalam Public Expose (Pubex) 2024 yang digelar secara daring di Jakarta, Kamis.
Poerbayu merinci, berdasarkan segmen bisnis dari total nilai kontrak baru, Rp827 miliar atau 37,28 persen berasal dari segmen precast, Rp804 miliar (36,22 persen) berasal dari segmen readymix, Rp574 miliar (25,87 persen) dari segmen konstruksi, serta Rp14 miliar (0,64 persen) dari segmen sewa alat.
“Beberapa proyek yang kami highlight mungkin dari segmen jasa konstruksi, ada pembangunan container yard di Batam, di Pelabuhan Batu Ampar, lalu juga ada pembangunan gedung UNIPI Persis di Bandung, lalu kami juga supply untuk precast di tol Serang-Panimbang dan juga tol Akses Patimban, kami juga supply ke LRT Velodrom untuk produk readymix dan juga precast,” katanya.
Kemudian berdasarkan pelanggan, mayoritas kontrak berasal dari pasar eksternal yang tercatat sebesar Rp1,46 triliun atau mencakup 66,12 persen. Sementara dari pasar internal sebesar Rp752 miliar atau 33,88 persen dari total nilai kontrak.
“Sementara untuk produk-produk yang paling banyak permintaannya, untuk WSBP ini ada readymix, untuk produk precast-nya ada spun pile, PCI girder, square pile, dan juga jasa stressing girder,” terang Poerbayu.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan, Manajemen Risiko & Legal WSBP Fathul Anwar Perseroan menyampaikan, Perseroan menargetkan pertumbuhan nilai kontrak baru sebesar 10-15 persen pada 2025. Evaluasi daya saing pada 2024 menjadi dasar optimisme WSBP untuk meraih target di tahun mendatang.
“Di 2025 ini yang menjadi konsen kita, kita tetap memilih proyek yang dengan pendanaan yang baik. Artinya ada uang muka, kemudian ada pembayaran dengan progress money payment. Jadi itu yang kita tetap tekankan,” ujar Anwar.
Salah satu proyek yang tengah dikerjakan Perseroan yakni container yard dan infrastruktur pendukung Terminal Peti Kemas Batu Ampar milik PT Persero Batam. Untuk proyek ini, WSBP mengantongi nilai kontrak Rp391,5 miliar sebagai penyedia jasa kontruksi. Hingga November, progres proyek ini mencapai 32 persen.
Kemudian, WSBP juga sedang mengerjakan Proyek Pembangunan Tembok Penahan Jembatan Enim I-II yang dikelola PT Bukit Asam Tbk. dengan nilai kontrak Rp71,8 miliar. Progres proyek ini tengah berjalan 52 persen.
Adapun dengan peningkatan pendapatan usaha sebesar Rp1,33 triliun atau tumbuh 29,1 persen (yoy) hingga September 2024, WSBP optimistis mempertahankan kinerja positif ke depan.
Segmen precast menjadi kontributor terbesar dengan pendapatan Rp588 miliar atau 44,1 persen dari total pendapatan, sementara laba kotor tercatat sebesar Rp282 miliar atau naik 87,1 persen (yoy).