Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan ada sebanyak lima lokasi pengungsian yang sudah disiapkan dan aman untuk menampung pengungsi erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan bahwa kelima pengungsian itu berada di Desa Akesibu dan Desa Tongute Sungi, Kecamatan Ibu, Halmahera Barat yang memanfaatkan gedung gereja, kantor desa setempat.
"Saat ini titik evakuasi utama adalah gedung gereja dan kantor desa. Tetapi jika kemudian memang diperlukan penambahan baru sebagai alternatif terakhir, akan menggunakan fasilitas sekolah SKMS dan SD," kata dia di Jakarta, Kamis malam.
Ia memastikan, semua fasilitas tersebut sudah siap digunakan untuk menampung hingga 3.000 pengungsi, dan sampai dengan malam ini sudah ada sebanyak 120 orang warga yang mengevakuasi diri untuk menempati pengungsian.
Berdasarkan laporan dari tim di lapangan diketahui dari lima pengungsian tersebut, satu titik telah terisi di Gereja Tongotesungi. Di lokasi ini terdapat 63 kepala keluarga atau 120 jiwa masing-masing terdiri dari 46 orang anak, 11 balita, 21 lansia, dan 42 dewasa.
Para pengungsi tersebut berasal dari Desa Sangaji Nyeku, Tuguis, Togoreba Sungi, Soasangaji, Borona, dan Todoke.
Hingga hari ini, kata dia, petugas dari BPBD Halmahera Barat bersama organisasi pemerintah daerah setempat juga terus melakukan upaya kesiapsiagaan di antaranya seperti membagikan masker kepada pengungsi maupun masyarakat di Halmahera Barat yang beraktivitas di sekitar zona aman Gunung Ibu.
Status aktivitas Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara ditingkatkan dari sebelumnya Siaga, saat ini menjadi Awas atau level IV, pada Rabu (15/1) siang, oleh Badan Geologi Kementerian ESDM.
Peningkatan status tersebut dilakukan setelah tim Badan Geologi mendeteksi adanya peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ibu yang signifikan pada periode 1-14 Januari 2025. Terakhir erupsi terjadi pada Kamis pukul 15.44 WIT yang menyemburkan abu vulkanik setinggi 1.500 meter di atas puncak gunung api itu.
Erupsi Gunung Ibu ini berhasil terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 28 mm dan durasi 1 menit 38 detik yang berada di Pos PGA Ibu di Desa Gam Ici, Kecamatan Ibu.
Badan Geologi dalam rekomendasinya mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Ibu maupun wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 5 kilometer dan perluasan sektoral berjarak 6 kilometer ke arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif Gunung Ibu.
Untuk memaksimalkan upaya kedaruratan maka Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari yang mulai berlaku efektif pada 15 Januari 2025.