Manado (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, Sulawesi Utara berdasarkan data terkini melaporkan dua warga meninggal dunia akibat tertimbun material longsor.
"Korban meninggal yaitu Arnold Mamahit, warga Kelurahan Malendeng lingkungan enam, umur 76 tahun dan Novianti Kipiodo warga Kelurahan Bailang lingkungan empat berumur 11 tahun," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Manado, Angelina July Bajodo di Manado, Minggu.
Telah diberitakan sebelumnya, Arnold Mamahit dievakuasi dalam keadaan meninggal setelah tertimpa reruntuhan material bangunan akibat longsor.
Sementara Novianti, kronologinya pada malam tanggal 22 Maret 2025 jam 19.00 Wita korban dan omanya berada di dapur.
Posisi korban sedang duduk bermain handphone bersama dengan omanya dan saat itu tanah longsor dari arah rumah warga yang berada di atas.
Korban Novianti tertimbun reruntuhan batu pondasi di bagian kepalanya, sementara omanya selamat dari bencana tersebut.
Setelah kejadian, kata Angelina, warga setempat langsung melakukan pencarian untuk menolong korban dan dilarikan di rumah sakit dalam keadaan tidak sadar.
Ketika sampai di Rumah Sakit Siti Maryam korban dinyatakan meninggal dunia pada jam 20.15 Wita.
BPBD Kota Manado juga melaporkan satu warga terseret derasnya aliran air Sungai Tondano tepatnya di Jembatan Miangas, korban bernama Haikal Supriadi Montu, laki-laki berumur 20 tahun.
Kronologisnya, kata Angelina, ada sekelompok pria (sebanyak empat orang) mandi di aliran Sungai Tondano.
Korban melompat ke sungai diikuti oleh teman-temannya. Korban sudah mulai tenggelam tapi teman-temannya mengira hanya bermain-main.
Teman-temannya dan warga baru mulai mencari saat korban mulai hilang.
Orang tua korban, Halim Supriadi Montu kemudian mendatangi langsung Kantor BPBD Manado untuk melaporkan anaknya yang hanyut.