Pontianak (ANTARA) - Lestari Aji, ibu empat anak dengan telaten mengolah ikan asin bilis agar siap dikonsumsi. Pengolahan dilakukan mulai dari pencucian ikan segar, proses membuat ikan asin dan setelah kering diolah dengan pemberian bumbu resep khusus lalu digoreng dan dikemas.
Produk yang diberi merek "ikan kering" siap konsumsi tersebut diproduksi sejak 2022 lalu di rumahnya di Jalan Raya Pembangunan, Desa Harapan, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas. Sedangkan untuk bisnis ikan asin mentah sendiri dilakukan sejak 1999 silam.
Pembuatan produk turunan dari ikan asin mentah jadi siap saji tersebut dalam rangka untuk memberikan nilai tambah. Kemudian pada sisi lainnya bisa memberdayakan warga sekitar dari kalangan perempuan yang saat ini totalnya sudah enam orang.
Sebelumnya bersama sang suami, banyak usaha yang telah dilalui mulai budidaya ikan tambak, kerja kayu, tambang emas ilegal dan lainnya. Namun semua mengalami kegagalan. Semangat usaha meski sering gagal tidak membuat pasangan suami istri tersebut surut.
Akhirnya, dengan melihat di lingkungan sekitar sebagai sentra ikan dan masih banyak ikan kecil seperti bilis yang tidak ada harganya, ia mulai berpikir untuk memanfaatkan hal itu. Ia bersama suami memelihara bebek dan ikan kecil dimanfaatkan untuk pakan. Namun saat ternak bebek dilakukan, ia melihat ikan sebagai pakan ada yang layak dan cocok untuk dibuat ikan asin. Akhirnya ia mencoba dan membuat ikan asin yang berbeda dengan lainnya yakni tanpa kepala dan rasanya tidak terlalu asin. Kemudian ikan asin dijual dan laku keras dan bahkan tembus di luar pulau seperti di kirim ke Batam, Tanjung Pinang dan lainnya. Bahkan juga dipasok ke negeri tetangga, Sarawak, Malaysia.
Seiring waktu, ide memberikan nilai tambah dari ikan asin mentah ke siap saji terpikir olehnya. Ia kemudian mencoba lagi dan hingga saat ini ternyata permintaannya sangat tinggi. Bahkan kini sudah masuk ke sejumlah mini market di Sambas, Singkawang, Pontianak, Sintang dan lainnya.
Binaan Rumah BUMN Sambas
Hadirnya produk ikan kering tidak terlepas dari dukungan dari Rumah BUMN Sambas binaan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Cabang Singkawang. Lestari mengatakan mulai 2023 resmi menjadi binaan Rumah BUMN Sambas. Sejumlah pelatihan didapat seperti pengemasan, rebreanding produk dan manajemen keuangan serta lainnya.
Dengan pelatihan yang ada membuat produk mulai dari kemasan hingga brandignya ikan kering semakin menarik dan diminati masyarakat. Produk dengan berat 80 gram dijual Rp15.000. Hingga saat ini produksinya mencapai 800-1.000 bungkus per bulan.
"Iya sangat beruntung dibina Rumah BUMN Sambas, banyak hal didapat mulai kemasan, rebranding serta lainnya. Semua untuk modal kami untuk berkembang," jelas dia.
Sebelumnya, terkait peran BRI sendiri dalam melakukan banyak usaha termasuk jual ikan asin mentah dan kering tidak terlepas dari dukungan modal Kredit Usaha Rakyat (BRI). Total modal dari BRI yang ia dapat untuk pengembangan usaha dan lainnya Rp150 juta.
Sementara itu, Koordinator Rumah BUMN Sambas Kantor Cabang BRI Singkawang, Firmansyah mengatakan bahwa UMKM Ikan Kering milik Lestari Aji telah menjadi bagian keluarga besar Rumah BUMN Sambas. UMKM tersebut telah mendapat pelatihan dan termasuk bantuan kemasan agar bisa semakin berkembang dan maju.
Pihaknya terus berkomitmen untuk memberikan pendampingan kepada UMKM di Kabupaten Sambas seperti aneka pelatihan, promosi dan akses pasar serta modal bagi UMKM untuk berkembang serta maju.
Ia menjelaskan bahwa untuk Rumah BUMN Sambas yang berdiri sejak 2017 tersebut di bawah binaan Kantor Cabang BRI Singkawang hingga saat ini telah mendampingi sekitar 3.000 UMKM.
"Sejumlah langkah nyata telah dan terus dilakukan sebagaimana visi dan misi Rumah BUMN yakni mendampingi dan mendorong para pelaku UMKM dalam menjawab tantangan utama pengembangan usaha berupa peningkatan kompetensi, akses pemasaran dan kemudahan akses permodalan," kata dia.