Bengkayang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bengkayang mendorong wilayahnya masuk dalam skema Kawasan Strategis Nasional (KSN) melalui kerja sama lintas kementerian sebagai upaya mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung destinasi wisata, khususnya di kawasan perbatasan Indonesia-Malaysia.
Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis mengatakan, skema KSN diyakini dapat membuka peluang kolaborasi penganggaran dari pemerintah pusat, sehingga pembangunan infrastruktur pariwisata dapat berlangsung lebih optimal.
“Melalui skema KSN dan dukungan kolaborasi pendanaan dari pusat, pembangunan infrastruktur pariwisata di Bengkayang akan jauh lebih maksimal,” ujar Darwis di Bengkayang, Kamis.
Menurutnya, Kabupaten Bengkayang merupakan salah satu daerah yang memiliki batas darat langsung dengan Malaysia di Kecamatan Jagoi Babang.
Selain kawasan perbatasan, daerah ini juga memiliki ratusan destinasi wisata alam, sehingga dikenal sebagai ‘Negeri 1.000 Riam’.
Namun demikian, Darwis menegaskan pembangunan infrastruktur pariwisata belum dapat berjalan maksimal karena kemampuan anggaran daerah masih terbatas. Selama dua tahun terakhir, pemerintah daerah melakukan efisiensi anggaran sehingga ruang pembangunan menjadi minim.
“Membangun infrastruktur pariwisata memerlukan dana besar. Jika hanya mengandalkan APBD, tentu hasilnya tidak akan maksimal,” katanya.
Meski begitu, Pemkab Bengkayang tetap berkomitmen melanjutkan pembangunan secara bertahap melalui koordinasi berkelanjutan dengan pemerintah pusat dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Upaya memasukkan Bengkayang ke dalam skema KSN melibatkan sedikitnya lima kementerian, termasuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim).
Salah satu prioritas pembenahan yang diusulkan Bengkayang adalah penataan dan peningkatan kualitas jalan yang mendukung akses wisata.
Pemkab Bengkayang mendorong agar jalan nasional Anjungan-Jagoi Babang menjadi kewenangan pemerintah pusat sesuai standar jalan negara, sehingga konektivitas wisata dari dan menuju kawasan perbatasan dapat lebih lancar.
“Jika jalan standar negara dari Anjungan sampai Jagoi Babang tersedia, mobilitas wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara dari Malaysia, tentu akan semakin mudah. Tapi ini perlu kerja sama semua tingkatan pemerintahan, dari kabupaten, provinsi, sampai pusat,” ucap Darwis.
Selain itu, Pemkab Bengkayang terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Kalbar terkait perbaikan jalur Singkawang-Bengkayang yang merupakan akses utama antarwilayah dan menjadi jalur mobilitas wisatawan di dua kabupaten/kota tersebut.
Sementara untuk mendukung promosi, pemerintah daerah menggandeng berbagai komunitas dan asosiasi pariwisata, seperti Asosiasi Travel Indonesia (ASITA), Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), serta komunitas kendaraan roda empat dan roda dua, agar sektor pariwisata Bengkayang semakin dikenal luas.
“Kami berharap seluruh pihak dapat terlibat. Dengan dukungan komunitas, asosiasi, pemerintah pusat, dan provinsi, pariwisata Bengkayang akan berkembang pesat. Apalagi jalur akses antarnegara berada di wilayah kita,” kata Darwis.
