Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) mengantisipasi lonjakan mobilitas masyarakat dan kelangkaan bahan pokok dalam menghadapi momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2026 dengan meningkatkan koordinasi bersama berbagai pihak.
"Kami bersama sejumlah Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemprov Kalbar sudah mengikuti rakor bersama sejumlah kementerian untuk memastikan kesiapan daerah dalam menghadapi tiga isu utama akhir tahun, yaitu tingginya mobilisasi masyarakat, meningkatnya permintaan sektor pangan dan pariwisata, serta potensi bencana hidrometeorologi," kata Gubernur Kalbar Ria Norsan di Pontianak, Selasa.
Rakor tersebut juga diikuti oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Wamenko Polhukam Lodewijk F Paulus, Kepala Basarnas Mohammad Syafii, Wakil Kepala BIN Komjen Imam Sugianto, Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardana, perwakilan BNPB, PT Pertamina, serta para kepala daerah se-Indonesia.
Norsan mengatakan dalam rakor tersebut Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menekankan pentingnya kesiapan sistem transportasi nasional untuk mengantisipasi lonjakan perjalanan selama masa libur panjang.
"Di momen Nataru seperti ini, yang paling penting adalah kesiapan sistem transportasi baik darat, laut maupun udara, karena mobilitas masyarakat akan tinggi. Ini yang perlu kita siapkan bersama," ujar dia.
Dia menambahkan, Mendagri juga mengingatkan bahwa Nataru selalu mendorong meningkatnya permintaan bahan pangan yang berpotensi memicu kenaikan harga.
"Nataru mengandung potensi kenaikan harga bahan pangan karena kebutuhan masyarakat meningkat. Karena itu, kita melibatkan seluruh pemangku kepentingan di sektor pangan, termasuk unsur pengamanan," katanya.
Selain isu ekonomi dan mobilitas, Mendagri menyoroti meningkatnya potensi bencana alam, terutama bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor yang memiliki karakter sulit diprediksi.
"Kita belum tahu, nanti kita akan mendengarkan dari BMKG karena semuanya perlu persiapan. Seperti yang terjadi di Sumatera Utara, bencananya sangat cepat sehingga kita kurang siap," tegasnya.
Ia menekankan bahwa potensi bencana bisa terjadi kapan saja dan di mana saja, sehingga seluruh jajaran pemerintah dan aparat harus meningkatkan kewaspadaan menjelang akhir tahun.
Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan mengatakan Pemprov Kalbar telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan kondisi daerah tetap aman dan terkendali selama periode Nataru.
"Semua bahan pokok harus kita antisipasi. Kita juga mempersiapkan daerah-daerah objek wisata menjelang Tahun Baru agar kondisinya aman dan siap," katanya.
Ia menegaskan bahwa koordinasi lintas sektor terus diperkuat, mulai dari pengawasan stok dan distribusi pangan, kesiapsiagaan transportasi, hingga pengamanan potensi bencana, guna memastikan masyarakat Kalbar dapat merayakan Nataru dengan aman dan nyaman.
