Pontianak  (Antara Kalbar) - Anggota Dewan Perwakilan Daerah RI dari daerah pemilihan Kalimantan Barat, Hairiah mengajak masyarakat Kalbar untuk menghormati penyidikan yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar.

"Kita semua pasti terkejut mendengar berita tertangkapnya AM, apalagi sekarang sudah ditetapkan sebagai tersangka," kata Hairiah yang dihubungi dari Pontianak, Jumat.

Hairiah menambahkan, sebagai warga Kalbar yang juga mengenal AM yang sama-sama berasal dari Kalbar, mengharapkan kasus tersebut segera dapat ditangani secara profesional.

"Dengan prinsip keadilan yang tetap menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah, walaupun setiap orang memiliki tanggapan yang berbeda," ucap Hairiah.

Ia mengatakan, setidaknya proses penyidikan yang dilakukan KPK dapat dihormati bersama oleh masyarakat Kalbar. Apalagi penyidikan dalam kasus suap yang melibatkan AM itu kini sedang berjalan. KPK tentu terus mengembangkan kasus tersebut.

"Sebagai masyarakat kita ikuti saja perkembangannya," tuturnya. Selain itu, tahapan demi tahapan kasus itu, dapat dimonitor bersama. Dan masyarakat dapat belajar dari apa yang terjadi dari kasus tersebut.

Ketua MK Akil Mochtar yang kini tersangkut kasus suap dikenal sebagian masyarakat Kalbar sebagai pengacara yang terjun ke dunia politik, dan bergabung di Partai Golkar hingga pernah menjadi anggota DPR RI.

Akil lantas memutuskan menjadi hakim di Mahkamah Konstitusi. Banyak orang yang kenal dengan sosoknya tidak menyangka bisa tersangkut kasus tersebut.

Dalam suatu acara halalbihalal di Pontianak setelah dilantik sebagai Ketua MK, April lalu, sebagai putra Kalbar, Akil meminta maaf kepada masyarakat Kalbar bahwa ia tidak bisa sembarangan terima telepon, apalagi jika bicara soal perkara.

"Mohon maaf tidak bisa sembarang terima telepon karena menyangkut independensi," ucapnya, kala itu.

Akil juga mengatakan jika ada teman ingin menemuinya, sebaiknya di kantor saat pukul 16.00 -17.00 WIB untuk sekadar bertemu dan minum kopi bersama. Karena jika di luar waktu itu ia tidak bisa, kini jadwalnya semakin padat.

Sejumlah tokoh masyarakat Kalbar yang hadir dalam acara tersebut selalu mengucapkan rasa bangga yang begitu besar, juga berpesan agar Akil Mochtar selalu amanah.



Memimpin MK

Dalam kesempatan itu, Akil Mochtar juga mengatakan, memimpin lembaga negara seperti MK bukan perkara mudah karena Mahkamah Konstitusi kini menjelma menjadi lembaga modern dan terpercaya.

Kondisi Mahkamah Konstitusi memang bukan dibentuk oleh ketua, tetapi para hakim. Akan tetapi dalam konteks tertentu, figur ketua sangat berpengaruh bagi performa lembaga tersebut.

Ia mengatakan, untuk bisa sampai di posisi tersebut, modal yang disiapkan sangat besar yakni kepercayaan dari para koleganya, para hakim di Mahkamah Konstitusi. "Namun di sisi lain, setelah `memanggul` jabatan itu, di hadapan saya sudah ada hamparan luas tanggung jawab," ujarnya.

Akil mengaku bersyukur menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi dari generasi ketiga, meski ia dari generasi kedua para hakim di Mahkamah Konstitusi. Karena setelah Profesor Jimly Assidiqi dan Profesor Mahfud MD, ia menjadi lebih dimudahkan karena struktur, infrastruktur, dan aturan main di Mahkamah Konstitusi sudah sangat baik, mapan dan profesional.

"Insya-Allah saya akan konsisten dan bekerja dengan baik. Beristikharah mencari hal-hal baru yang baik di masa yang akan datang," kata dia lagi.

Akil menambahkan, Mahkamah Konstitusi adalah lembaga peradilan yang bersih, berintegrasi, imparsial dan independen. Hasilnya bisa dilihat dari berbagai prestasi yang pernah diraih lembaga tersebut.

Bahwa Mahkamah Konstitusi saat ini sebagai lembaga penegak hukum terpercaya dan putusannya selalu diapresiasi. Bukan saja menghasilkan putusan hukum yang berkeadilan, tetapi juga terpercaya. Mahkamah Konstitusi telah masuk dalam 10 besar Mahkamah Konstitusi dunia yang sukses menjalankan tugas-tugasnya.

"Itulah maksud saya, suatu kebahagiaan sekaligus tanggung jawab yang besar," katanya. Dan sebagai lembaga peradilan, Mahkamah Konstitusi juga semakin berwibawa bahkan menjadi "kiblat" dalam penegakan hukum dan peradilan.

Akil juga mengingatkan, Mahkamah Konstitusi memiliki hakim-hakim yang independen.

Ia menyatakan sengaja menjelaskan independensi itu dengan harapan agar masyarakat tahu bahwa ia dan para hakim lainnya dengan dukungan masyarakat luas harus selalu menjaga prinsip independensi.

Kepada tamu dan undangan yang hadir di acara itu, Akil meminta agar prinsip independensi itu dihormati sehingga ia dan para hakim di Mahkamah Konstitusi dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

"Secara jujur saya katakan, saya memiliki teman-teman (hakim) yang `harga mati` terhadap independensi. Karena dengan itulah seorang hakim dapat memutuskan perkara dengan adil. Dan bagi hakim, putusan yang memenuhi rasa keadilan masyarakat itulah `mahkota` yang paling indah," tukasnya.


(N005/C004)

Pewarta: Nurul Hayat

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013