Putussibau (Antara Kalbar) - Kepala Kantor Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Kapuas Hulu Dini Ardianto mengakui sulit bagi Kota Putussibau untuk mendapat Adipura karena hingga kini belum memiliki taman dan hutan kota.
   
"Saya berusaha agar Kota Putussibau bisa meraih Adipura. Tapi setelah di cek untuk item-item penilaiannya, kita masih jauh kurang. Diantaranya kita tidak memiliki taman dan hutan kota," kata Dini Ardianto di ruang kerjanya.
   
Kedepan Dini berharap  instansi yang mengurus taman dan hutan kota bisa menggangarkan untuk membuatnya. Sehingga Kota Putussibau bisa mengikuti lomba Adipura.
    
"Itu pun, kalau kita ada taman dan hutan kota, 10 tahun mendatang baru kita bisa berbicara banyak. Karena keinginan kita ke arah sana tetap ada, sehingga perlu dukungan semua pihak," ujar Dini.
    
Menurut Dini, sebagai kabupaten konservasi, Kapuas Hulu sebenarnya sangat dipandang oleh Kalbar, Nasional, bahkan Internasional. Kelebihan ini seharusnya bisa dimanfaatkan Kapuas Hulu pada umumnya dan Putussibau khususnya.
   
"Orang luar saja begitu peduli dengan alam kita. Semestinya, kita harus lebih dari itu, tetap menjaga Kapuas Hulu ini lestari," imbau Dini.
     
Tanggal 1 Juni 2015, merupakan hari jadi Kota Putussibau ke-120. Dengan umur lebih dari satu abad tersebut, tentu tidak lah muda lagi. "Saya berharap momen HUT Putussibau, masyarakat Kapuas Hulu dan Putussibau khususnya untuk lebih peduli dengan kelestarian Lingkungan Hidup, kebersihan dan sebagainya," imbuhnya.
    
Dini menambahkan, peran aktif dalam kegiatan melestarikan lingkungan hidup harus diingkatkan. Ia mencontohkan, agar pekerjaan Peti yang dilakukan selama ini dihindari dan dihentikan, namun dialihkan dengan pekerjaan yang ramah lingkungan.
    
"Saya berharap pada HUT ini, Putussibau tetap lestari," tambah Dini. Dini menilai, kesadaran masyarakat menjaga lingkungan masih kurang. Karena masih ada warga yang membuang sampah sembarangan, seperti ke sungai dan parit. Ada pula yang masih suka menebang pohon secara serampangan.
    
"Tolong pupuk kesadaran diri sendiri. Jangan setiap ada bencana, kita selalu menyalahkan perusahaan, termasuk perusahaan perkebunan sawit, tapi kita sendiri gemar merusak alam. Itu artinya, kita pun ikut andil, bila bencana terjadi," tutup Dini.

Pewarta: Andre

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015