Pontianak (Antara Jailbait) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat pada tahun ini telah menganggarkan Rp4 miliar untuk biaya perawatan Gelanggang Olahraga Pangsuma.
"Untuk proses pengerjaannya akan kita mulai pada bulan Mei nanti, sehingga selama proses pembenahan itu, nantinya pada tanggal 4 Mei sampai batas waktu yang kita tentukan, GOR Pangsuma akan kita tutup," kata Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalbar, Syawal Bondoreso di Pontianak.
Dia menjelaskan, anggaran sebesar Rp4 miliar itu akan digunakan untuk ganti atap, pengecatan, dan lainnya.
Namun, lanjutnya, untuk melakukan penutupan dan penertiban di GOR tersebut pihaknya saat ini mengalami kendala, karena masih banyak pedagang bunga yang berganti orang.
Tetapi kendala ini bisa diatasi. Makanya, pihaknya akan mengusulkan adanya unit pelaksana teknis di kawasan GOR Pangsuma. Tetapi sebelum UPT terbentuk, pihaknya membentuk unit pelayanan di sana.
"Ada tim khusus di sana. Kami memberdayakan pensiunan ABRI sebagai sekuriti sebanyak sembilan orang dan pegawai Dispora sebanyak delapan orang. Pegawai yang ditugaskan di sana harus memantau setiap hari," tuturnya.
Dia menambahkan, tahun ini pihaknya menargetkan GOR Pangsuma bisa memberikan kontribusi PAD bagi Kalbar sebesar Rp500 juta.
"Pada 2015 ditargetkan pendapatan dari pengelolaan GOR Pangsuma sebesar Rp350 juta. Dari target itu, tercapai sekitar Rp300 juta," tuturnya.
Pada tahun ini, lanjut Syawal, pengelolaan GOR ditargetkan sebesar Rp500 juta untuk pendapatan asli daerah. Berbagai upaya dilakukan sejak awal 2016, diantaranya meningkatkan retribusi dari usaha-usaha yang ada di sana.
Syawal mengatakan luas total kawasan di sekitar GOR Pangsuma mencapai 28,8 hektar. Dari jumlah yang ada, seluas 22,4 hektar pengelolaannya diserahkan kepada Dispora Provinsi Kalbar, sedangkan sisanya 6,4 hektar dikerjasamakan dengan pihak ketiga.
Dengan diserahkannya pengelolaan kawasan tersebut ke Dispora, Syawal menyatakan pihaknya pun langsung melakukan pembenahan dan penertiban. Penertiban ini untuk meningkatkan pendapatan asli daerah.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2016