Pontianak (Antara Kalbar) - Petani Desa Lembang, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, akhirnya bisa memanfaatkan teknologi panen jagung berupa alat "combain corn harvester" sehingga dalam pemanenan komoditas tersebut lebih cepat dan efisien.
"Alat tersebut merupakan bantuan dari pemerintah. Bantuan yang ada diharapkan dari segi tenaga kerja dan perbaikan mutu hasil panen lebih efektif dan bisa menurunkan angka biaya produksi," ujar Kepala UPT Pertanian Sanggau Ledo Nyata saat dihubungi di Bengkayang, Kamis.
Nyata memaparkan bahwa melalui alat tersebut dalam 1 hektar luasan jagung hanya membutuhkan waktu sekitar empat jam panennya.
"Sebelumnya dengan tenaga manual untuk luasan 1 hektar jagung bisa memerlukan waktu hingga satu minggu sampai proses penggilingan jagung. Dengan adanya teknologi ini tentu efesien waktu dan tenaga sangat terasa," papar dia.
Sementara itu, PPL Pertanian Desa Lembang Franky Hendrawanto mengajak beberapa kelompok tani di Sanggau Ledo yang menerima bantuan alat tersebut untuk menjaga dan merawatnya sebaik mungkin.
"Jagalah alsintan tersebut agar mamfaat dan umurnya bisa digunakan untuk jangka panjang. Dengan hal tersebut juga pemanfaataanya lebih optimal," kata dia.
Ia menyakini dengan adanya alat tersebut kerja petani akan lebih cepat dan produksinya juga demikian. Sehingga itu akan mendorong pendapatan petani dan kesejahteraannya.
"Adanyan alsintan maka ada pengurangan biaya baik dari segi penebasan dan penggilingan. Kemudian bekas batang jagung juga dapat juga menjadi pupuk organik. Jadi banyak sekali manfaatnya dan itu harus dimaksimalkan," pesannya.
(KR-DDI/J008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017
"Alat tersebut merupakan bantuan dari pemerintah. Bantuan yang ada diharapkan dari segi tenaga kerja dan perbaikan mutu hasil panen lebih efektif dan bisa menurunkan angka biaya produksi," ujar Kepala UPT Pertanian Sanggau Ledo Nyata saat dihubungi di Bengkayang, Kamis.
Nyata memaparkan bahwa melalui alat tersebut dalam 1 hektar luasan jagung hanya membutuhkan waktu sekitar empat jam panennya.
"Sebelumnya dengan tenaga manual untuk luasan 1 hektar jagung bisa memerlukan waktu hingga satu minggu sampai proses penggilingan jagung. Dengan adanya teknologi ini tentu efesien waktu dan tenaga sangat terasa," papar dia.
Sementara itu, PPL Pertanian Desa Lembang Franky Hendrawanto mengajak beberapa kelompok tani di Sanggau Ledo yang menerima bantuan alat tersebut untuk menjaga dan merawatnya sebaik mungkin.
"Jagalah alsintan tersebut agar mamfaat dan umurnya bisa digunakan untuk jangka panjang. Dengan hal tersebut juga pemanfaataanya lebih optimal," kata dia.
Ia menyakini dengan adanya alat tersebut kerja petani akan lebih cepat dan produksinya juga demikian. Sehingga itu akan mendorong pendapatan petani dan kesejahteraannya.
"Adanyan alsintan maka ada pengurangan biaya baik dari segi penebasan dan penggilingan. Kemudian bekas batang jagung juga dapat juga menjadi pupuk organik. Jadi banyak sekali manfaatnya dan itu harus dimaksimalkan," pesannya.
(KR-DDI/J008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2017