Nilai Tukar Petani (NTP) Kalimantan Barat pada September 2019 terendah dari empat provinsi yang diukur di Kalimantan yakni hanya 93,41 poin.

“Sedangkan untuk NTP tertinggi di Kalteg mencapai 96,92 poin, kemudian disusul Kaltim 95,18 dan Kalsel 95,00 poin. Secara umum di Kalimantan masih di bawah NTP nasional. NTP nasional sendiri sudah di angka 103,88 poin,” ujar Kabid Statistik Distribusi BPS Kalbar, Arianto di Pontianak, Rabu.

Arianto menjelaskan bahwa NTP merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

Baca juga: Kalbar upayakan peningkatan nilai tukar petani

“NTP merupakan juga salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani,” papar dia.

Pada September 2019 sendiri, Arionto menyebutkan NTP subsektor Perikanan (NTNP) memiliki poin tertinggi yakni 109,89 poin. Setelah itu baru disusul Subsektor Hortikultura (NTPH) 99,51 poin, Peternakan (NTPT) 94,98 poin dan Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 88,33 poin.

“Sedangkan untuk subsektor NTP nya yang terendah itu pada Tanaman Pangan (NTPP) hanya 93,46 poin,” kata dia

Baca juga: NTP Kalbar Desember Turun 1,08 Persen
Baca juga: Nilai tukar petani Kalbar rendah

Ia menyebutkan sejak Januari – September 2019 NTP Kalbar secara umum bergerak di angka 93 poin – 94 poin. Tertinggi terjadi pada Mei 2019 sebesar 94,26 poin.

“Sedangkan untuk tahun lalu NTP Kalbar cukup baik bergerak di kisaran 94 poin – 98 poin. Tertinggi NTP Kalbar pada 2019 lalu pada Januari sebesar 98,39 poin atau mendekati 100 poin,” kata dia.

Menurutnya bahwa untuk NTP berfluktuasi setiap bulan nya. Penurunan NTP umumnya terjadi pada saat panen tanaman pangan, tanaman hortikultura (tanaman bahan makanan) maupun tanaman perkebunan rakyat, tetapi naik kembali pada waktu sesudahnya.

“Demikian pula fluktuasi harga komoditas konsumsi rumah tangga dan biaya produksi serta penambahan barang modal (BPPBM) juga mempengaruhi tinggi rendahnya NTP,” kata dia.

Baca juga: Nilai Tukar Petani Kalbar Naik 0,57 Persen
Baca juga: Nilai Tukar Petani Kalbar Naik 0,52 Persen
Baca juga: Nilai Tukar Petani Kalbar Naik 0,10 Persen

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019