Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, meminta kepada seluruh camat agar mulai meningkatkan kesiapsiagaan dan mengantisipasi banjir dan longsor.
"Langkah antisipasi harus dilakukan supaya semuanya bersiap begitu musibah datang seperti banjir dan longsor," ujar Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan YL di Gowa, Jumat.
Ia mengatakan antisipasi dilakukan setelah adanya koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa wilayah Sulawesi Selatan pada umumnya diprakirakan mulai diguyur hujan pada November 2019.
Sementara untuk puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari dan Februari. Pada puncak hujan ini, semua SKPD maupun kecamatan agar siaga dan tanggap akan bencana.
Baca juga: Hulu Gurung banjir, ruas jalan Pontianak - Putussibau terputus
"Kita punya pengalaman tahun sebelumnya tentang banjir. Makanya, apa yang terjadi sebelum-sebelumnya itu harus diantisipasi agar tidak banyak warga yang menjadi korban," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gowa Ikhsan Parawansa mengatakan, imbauan mengenai tanggap bencana tersebut sudah dikuatkan dengan keluarnya instruksi Bupati Gowa.
Berdasarkan laporan BMKG curah hujan yang akan terjadi di wilayah Kabupaten Gowa agak ekstrem sehingga memungkinkan untuk terjadinya banjir dan longsor.
"Makanya Bapak Bupati Gowa menginstruksikan ke tingkat kecamatan agar mulai mengambil langkah antisipasi mulai saat ini," katanya.
Dalam imbauan tersebut seluruh camat diminta untuk mengimbau seluruh masyarakatnya agar senantiasa mewaspadai kondisi musim hujan yang sedang berlangsung.
Baca juga: Kembali terpantau sebanyak 128 titik panas di Ketapang
Termasuk bagi camat yang berada di wilayah dataran rendah dan terdapat aliran sungai agar diberikan peringatan dan kesiapsiagaan.
Begitu pula yang berada di wilayah pasca longsor agar mulai siaga dan mewaspadai terjadinya longsor seperti tahun sebelumnya.
"Untuk potensi bencana seperti tahun sebelumnya kami tidak bisa memprediksi. Itu menjadi ketentuan yang maha kuasa, hanya saja kita tetap mengantisipasi hal tersebut jika terjadi," ujarnya.
Langkah antisipasi lainnya yang dilakukan pemerintah daerah melalui BPBD, yaitu bekerjasama dengan Komando Resort Militer 141 Toddopuli dan Kodam XIV Hasanuddin untuk melakukan latihan penanggulangan bencana alam.
Baca juga: Gubernur Kalbar harapkan SAR tingkatkan edukasi tentang potensi kecelakaan
Baca juga: Enam keluarga di Cianjur mengungsi karena rumahnya terendam air banjir
Baca juga: Korban bertambah akibat hujan di Jepang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Langkah antisipasi harus dilakukan supaya semuanya bersiap begitu musibah datang seperti banjir dan longsor," ujar Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan YL di Gowa, Jumat.
Ia mengatakan antisipasi dilakukan setelah adanya koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa wilayah Sulawesi Selatan pada umumnya diprakirakan mulai diguyur hujan pada November 2019.
Sementara untuk puncak musim hujan diprediksi terjadi pada Januari dan Februari. Pada puncak hujan ini, semua SKPD maupun kecamatan agar siaga dan tanggap akan bencana.
Baca juga: Hulu Gurung banjir, ruas jalan Pontianak - Putussibau terputus
"Kita punya pengalaman tahun sebelumnya tentang banjir. Makanya, apa yang terjadi sebelum-sebelumnya itu harus diantisipasi agar tidak banyak warga yang menjadi korban," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gowa Ikhsan Parawansa mengatakan, imbauan mengenai tanggap bencana tersebut sudah dikuatkan dengan keluarnya instruksi Bupati Gowa.
Berdasarkan laporan BMKG curah hujan yang akan terjadi di wilayah Kabupaten Gowa agak ekstrem sehingga memungkinkan untuk terjadinya banjir dan longsor.
"Makanya Bapak Bupati Gowa menginstruksikan ke tingkat kecamatan agar mulai mengambil langkah antisipasi mulai saat ini," katanya.
Dalam imbauan tersebut seluruh camat diminta untuk mengimbau seluruh masyarakatnya agar senantiasa mewaspadai kondisi musim hujan yang sedang berlangsung.
Baca juga: Kembali terpantau sebanyak 128 titik panas di Ketapang
Termasuk bagi camat yang berada di wilayah dataran rendah dan terdapat aliran sungai agar diberikan peringatan dan kesiapsiagaan.
Begitu pula yang berada di wilayah pasca longsor agar mulai siaga dan mewaspadai terjadinya longsor seperti tahun sebelumnya.
"Untuk potensi bencana seperti tahun sebelumnya kami tidak bisa memprediksi. Itu menjadi ketentuan yang maha kuasa, hanya saja kita tetap mengantisipasi hal tersebut jika terjadi," ujarnya.
Langkah antisipasi lainnya yang dilakukan pemerintah daerah melalui BPBD, yaitu bekerjasama dengan Komando Resort Militer 141 Toddopuli dan Kodam XIV Hasanuddin untuk melakukan latihan penanggulangan bencana alam.
Baca juga: Gubernur Kalbar harapkan SAR tingkatkan edukasi tentang potensi kecelakaan
Baca juga: Enam keluarga di Cianjur mengungsi karena rumahnya terendam air banjir
Baca juga: Korban bertambah akibat hujan di Jepang
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019