Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir akibat jebolnya tanggul pembatas aliran sungai di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
"Hingga kini tidak ada laporan korban jiwa, dan pengungsian," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Abdul mengungkapkan bahwa banjir tersebut melanda empat desa di Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, pada Selasa (7/1) dini hari.
Banjir kian diperparah karena tanggul pembatas aliran Sungai Sibarau jebol. BNPB mengkonfirmasi terdapat dua titik tanggul yang dengan panjang 30 meter dan 50 meter itu akibat derasnya arus air sungai dan air kiriman dari wilayah hulu di Simalungun.
Kondisi tersebut mengakibatkan sebanyak 429 kepala keluarga yang merupakan warga Desa Bukit Cermin Hilir, Martebing, Bantan, dan Desa Aras Panjang menjadi korban terdampak.
Banjir setinggi lutut orang dewasa tersebut dilaporkan turut menggenangi 429 rumah dan menyebabkan satu unit rumah warga rusak berat.
Meski demikian para korban terdampak tersebut masih memilih bertahan menempati rumah masing-masing sambil menunggu genangan air surut di bawah pengawasan tim petugas gabungan.
Abdul memastikan bahwa petugas BPBD Kabupaten Serdang Bedagai sudah bersiaga dan saat ini sedang menyalurkan bantuan logistik barang kebutuhan pokok kepada masyarakat korban banjir.
Perangkat desa, camat dan dinas teknis Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dikerahkan untuk mendukung proses penanganan hingga pemulihan dampak bencana.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem, menjauhi area berisiko seperti tanggul dan tepi sungai ketika hujan dengan intensitas tinggi berlangsung dalam durasi lama, serta mempersiapkan perlengkapan darurat seperti dokumen penting, makanan, dan air minum.