Kualitas dan model kain tenun yang dihasilkan pengrajin dari berbagai daerah di Kalimantan Barat sejauh ini semakin baik dan variatif sehingga bisa menjadi kebanggaan bagi daerah.
"Kualitas kain tenun dari perajin kita di Kalbar semakin baik. Kemudian model baju yang dihasilkan dari kain tenun semakin variatif dan kekinian," kata Perancang motif tenun di Kalbar yang juga pemilik dari Rind`s Tenun, Iren di Pontianak, Minggu.
Menurutnya, hasil produk tenun di Kalbar ia tampung dan menjadi pasar bagi penenun.
"Saya mengumpulkan kain tenun untuk dirancang menjadi pakaian dan lainnya," kata dia.
Selain membuka pasar bagi perajin tenun ia juga membuat motif dan kombinasi dari berbagai daerah agar motif yang ada lebih bervariasi.
"Kita ingin juga memberikan pilihan agar selain yang asli juga memberikan motif yang baru," katanya.
Untuk saat ini ia baru memberdayakan sekitar lima penenun yang ada di Kabupaten Sambas, Kalbar.
"Perajin tenun yang aktif mayoritas hanya di Sambas. Kita bangun kemitraan agar pasar tenun semakin luas. Yang berminat dengan tenun, Alhamdulillah cukup banyak," kata dia.
Untuk penjualan produknya, selain ikut pameran juga melalui media sosial. Menurutnya produk dalam negeri semakin diminati dan hal itu otomatis memajukan perajin atau UMKM.
"Saya juga buka di toko online, JD.Id dibantu oleh BNI sebagai pembina. Ke depan kita terus memperluas pasar dan meningkatkan kualitas produk kita. Saat wabah COVID-19 penjualan tentu terkendala," katanya.
Akademisi Universtitas Tanjungpura Pontianak, Muhammad Fahmi menyatakan, membeli produk dalam negeri terutama produk dari UMKM secara otomatis akan memajukan ekonomi daerah.
"Apalagi dengan kondisi wabah COVID-19 ini, maka waktu yang tepat kita peduli dengan produk dalam negeri. Kita harus bela dan beli sehingga itu membantu pelaku UMKM dan secara otomatis ekonomi daerah ikut terdongkrak," ujar Muhammad Fahmi.
Menurut dia, produk UMKM di Kalbar secara kualitas perlu peningkatan, namun bukan berarti tidak ada yang berkualitas. Untuk itu, perlu disandingkan dengan produk yang sudah dipasarkan dan sudah berkualitas.
"Jadi produk UMKM di sini perlu disandingkan dengan produk yang sudah memiliki standar. Hal itu bisa menjadi motivasi dan pembelajaran bagi pelaku usaha," jelasnya.
Hal tidak kalah penting bagi kemajuan UMKM adalah pemetaan bisa bersaing. SDM yang terlibat perlu pendamping dan program-program peningkatan kapasitas seperti melalui pelatihan.
"Untuk kendala di lapangan perlu dilakukan pemetaan baik berkaitan dengan kebutuhan UMKM dan meningkatkan kualitasnya. Sehingga dengan demikian keinginan produk dicintai dalam negeri menjadi kenyataan dan bahkan produk UMKM kita berjaya di luar negeri atau menjadi andalan untuk komoditas ekspor kita," kata Fahmi.
Baca juga: BNI angkat kelas Tenun Pontianak
Baca juga: BI Kalbar kenalkan tenun Lunggi Sambas di Karya Kreatif Indonesia 2019
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Kualitas kain tenun dari perajin kita di Kalbar semakin baik. Kemudian model baju yang dihasilkan dari kain tenun semakin variatif dan kekinian," kata Perancang motif tenun di Kalbar yang juga pemilik dari Rind`s Tenun, Iren di Pontianak, Minggu.
Menurutnya, hasil produk tenun di Kalbar ia tampung dan menjadi pasar bagi penenun.
"Saya mengumpulkan kain tenun untuk dirancang menjadi pakaian dan lainnya," kata dia.
Selain membuka pasar bagi perajin tenun ia juga membuat motif dan kombinasi dari berbagai daerah agar motif yang ada lebih bervariasi.
"Kita ingin juga memberikan pilihan agar selain yang asli juga memberikan motif yang baru," katanya.
Untuk saat ini ia baru memberdayakan sekitar lima penenun yang ada di Kabupaten Sambas, Kalbar.
"Perajin tenun yang aktif mayoritas hanya di Sambas. Kita bangun kemitraan agar pasar tenun semakin luas. Yang berminat dengan tenun, Alhamdulillah cukup banyak," kata dia.
Untuk penjualan produknya, selain ikut pameran juga melalui media sosial. Menurutnya produk dalam negeri semakin diminati dan hal itu otomatis memajukan perajin atau UMKM.
"Saya juga buka di toko online, JD.Id dibantu oleh BNI sebagai pembina. Ke depan kita terus memperluas pasar dan meningkatkan kualitas produk kita. Saat wabah COVID-19 penjualan tentu terkendala," katanya.
Akademisi Universtitas Tanjungpura Pontianak, Muhammad Fahmi menyatakan, membeli produk dalam negeri terutama produk dari UMKM secara otomatis akan memajukan ekonomi daerah.
"Apalagi dengan kondisi wabah COVID-19 ini, maka waktu yang tepat kita peduli dengan produk dalam negeri. Kita harus bela dan beli sehingga itu membantu pelaku UMKM dan secara otomatis ekonomi daerah ikut terdongkrak," ujar Muhammad Fahmi.
Menurut dia, produk UMKM di Kalbar secara kualitas perlu peningkatan, namun bukan berarti tidak ada yang berkualitas. Untuk itu, perlu disandingkan dengan produk yang sudah dipasarkan dan sudah berkualitas.
"Jadi produk UMKM di sini perlu disandingkan dengan produk yang sudah memiliki standar. Hal itu bisa menjadi motivasi dan pembelajaran bagi pelaku usaha," jelasnya.
Hal tidak kalah penting bagi kemajuan UMKM adalah pemetaan bisa bersaing. SDM yang terlibat perlu pendamping dan program-program peningkatan kapasitas seperti melalui pelatihan.
"Untuk kendala di lapangan perlu dilakukan pemetaan baik berkaitan dengan kebutuhan UMKM dan meningkatkan kualitasnya. Sehingga dengan demikian keinginan produk dicintai dalam negeri menjadi kenyataan dan bahkan produk UMKM kita berjaya di luar negeri atau menjadi andalan untuk komoditas ekspor kita," kata Fahmi.
Baca juga: BNI angkat kelas Tenun Pontianak
Baca juga: BI Kalbar kenalkan tenun Lunggi Sambas di Karya Kreatif Indonesia 2019
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020