Perekonomian Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, mampu tumbuh sebesar 1,16 persen pada semester II 2020 di tengah pandemi.
"Alhamdulillah, meski di tengah pandemi, namun berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Kubu Raya semester kedua 2020 tidak minus, tapi tetap mampu positif sebesar 1,16 persen," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Kalbar, Minggu.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tersebut tidak terlepas dari kontribusi sektor pelaku UMKM yang signifikan dan memberikan dampak dalam mengurangi kemiskinan.
"Ini tentu buah dari kebijakan penguatan produk dan pasar UMKM secara masif dan nyata di Kubu Raya. Karena pemerintah Kubu Raya dari awal tetap berupaya untuk memperkuat sektor pemulihan ekonomi di mana sejak awal kita gerakkan UMKM mulai dari pembuatan masker sampai kepada kegiatan kegiatan di pertanian perikanan peternakan maupun juga budi daya yang perkebunan rakyat," kata Muda.
Dirinya bersyukur, di tengah pandemi, pertumbuhan UMKM di Kubu Raya justru bertambah, meski mengakui belum merangkum jumlah penambahan tersebut, mengingat masih dalam proses pendataan, namun, dirinya memastikan jumlah pelaku usaha UMKM pun meningkat drastis di Kabupaten Kubu Raya.
Memasuki 2021 ini, pihaknya optimis, dengan sistem kepong bakol (gotong royong) bersama semua pihak, dengan langkah membuat kecepatan dalam penyerapan anggaran hingga semua program yang sudah dibuat bisa bergerak.
"Termasuk dana desa, sebenarnya juga bagian dari investasi untuk bisa menggerakkan roda ekonomi masyarakat di seluruh penjuru desa di Kubu Raya dan dengan pertumbuhan ekonomi seperti ini kita optimis bahwa untuk 2021 kita akan mampu untuk membuat lompatan," tuturnya.
Muda juga mengatakan, pada penghujung tahun 2020, pihaknya juga mendapatkan penghargaan dari Kementerian Keuangan, yang dari realokasi dan refocusing anggaran yang dilakukan Kubu Raya berhasil melakukan penghematan dan pemanfaatannya lebih tepat sasaran.
"Kita telah melaporkan kepada Kementerian Keuangan, dimana dari dana Rp23 miliar yang dialokasikan untuk penanggulangan COVID-19, sebesar Rp13 miliar lebih kita fokuskan untuk penanganan COVID-19 dan hampir Rp8 miliar lebih itu kita lebih banyak fokus untuk memperkuat UMKM usaha mikro terutama di mana peralatan sarana prasarana," kata Muda.
Dengan dana Rp8 miliar tersebut, pihaknya memberikan bantuan pengadaan gerubak dan bantuan dana kepada usaha mikro sektor pangan atau apa kuliner maupun fasyen, pengembangan desa wisata, desa ekonomi kreatif dan penguatan pasar digitalisasi.
"Kita menginginkan agar semua sektor pertanian hasil olahan makanan minuman dan semuanya yang bersifat memberikan atau menurunkan pengangguran dapat digerakkan secara bersama," kata Muda.
Baca juga: Pemkab Kubu Raya tunda pembelajaran tatap muka meski 98 persen sekolah siap
Baca juga: Serapan dana desa di Kubu Raya capai 97 persen
Baca juga: Penyerapan APBD Kubu Raya 2020 sebesar 96 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Alhamdulillah, meski di tengah pandemi, namun berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Kubu Raya semester kedua 2020 tidak minus, tapi tetap mampu positif sebesar 1,16 persen," kata Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Kalbar, Minggu.
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi tersebut tidak terlepas dari kontribusi sektor pelaku UMKM yang signifikan dan memberikan dampak dalam mengurangi kemiskinan.
"Ini tentu buah dari kebijakan penguatan produk dan pasar UMKM secara masif dan nyata di Kubu Raya. Karena pemerintah Kubu Raya dari awal tetap berupaya untuk memperkuat sektor pemulihan ekonomi di mana sejak awal kita gerakkan UMKM mulai dari pembuatan masker sampai kepada kegiatan kegiatan di pertanian perikanan peternakan maupun juga budi daya yang perkebunan rakyat," kata Muda.
Dirinya bersyukur, di tengah pandemi, pertumbuhan UMKM di Kubu Raya justru bertambah, meski mengakui belum merangkum jumlah penambahan tersebut, mengingat masih dalam proses pendataan, namun, dirinya memastikan jumlah pelaku usaha UMKM pun meningkat drastis di Kabupaten Kubu Raya.
Memasuki 2021 ini, pihaknya optimis, dengan sistem kepong bakol (gotong royong) bersama semua pihak, dengan langkah membuat kecepatan dalam penyerapan anggaran hingga semua program yang sudah dibuat bisa bergerak.
"Termasuk dana desa, sebenarnya juga bagian dari investasi untuk bisa menggerakkan roda ekonomi masyarakat di seluruh penjuru desa di Kubu Raya dan dengan pertumbuhan ekonomi seperti ini kita optimis bahwa untuk 2021 kita akan mampu untuk membuat lompatan," tuturnya.
Muda juga mengatakan, pada penghujung tahun 2020, pihaknya juga mendapatkan penghargaan dari Kementerian Keuangan, yang dari realokasi dan refocusing anggaran yang dilakukan Kubu Raya berhasil melakukan penghematan dan pemanfaatannya lebih tepat sasaran.
"Kita telah melaporkan kepada Kementerian Keuangan, dimana dari dana Rp23 miliar yang dialokasikan untuk penanggulangan COVID-19, sebesar Rp13 miliar lebih kita fokuskan untuk penanganan COVID-19 dan hampir Rp8 miliar lebih itu kita lebih banyak fokus untuk memperkuat UMKM usaha mikro terutama di mana peralatan sarana prasarana," kata Muda.
Dengan dana Rp8 miliar tersebut, pihaknya memberikan bantuan pengadaan gerubak dan bantuan dana kepada usaha mikro sektor pangan atau apa kuliner maupun fasyen, pengembangan desa wisata, desa ekonomi kreatif dan penguatan pasar digitalisasi.
"Kita menginginkan agar semua sektor pertanian hasil olahan makanan minuman dan semuanya yang bersifat memberikan atau menurunkan pengangguran dapat digerakkan secara bersama," kata Muda.
Baca juga: Pemkab Kubu Raya tunda pembelajaran tatap muka meski 98 persen sekolah siap
Baca juga: Serapan dana desa di Kubu Raya capai 97 persen
Baca juga: Penyerapan APBD Kubu Raya 2020 sebesar 96 persen
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021