Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menegaskan pihaknya akan terus menggencarkan pola kepung bakol (gotong royong) dalam pembukaan ruang investasi bagi para pelaku usaha di kabupaten itu untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perputaran ekonomi daerah.

"Hal ini akan kita lakukan dengan pola kepung bakol (gotong royong) karena dengan pola ini, terbukti mampu menumbuhkan ekonomi Kubu Raya di tengah pandemi COVID-19 yang masih melanda. Dengan pola ini, berbagai capaian pertumbuhan ekonomi yang masih positif membuat kita bisa tetap menanjak meski di tengah pandemi COVID-19," kata Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Selasa.

Dalam menerapkan pola kepong bakol tersebut, pihaknya akan terus berkolaborasi, bersinergi dan berintegrasi kepada semua pihak terus kita upayakan termasuk di dalam proses memaksimalkan invetasi yang kondusif di Kubu Raya.

"Hal ini harus turus kita lakukan agar bisa menjadi ruang investasi yang benar-benar dapat diharapkan dan tentu bisa menjaga keseimbangan agar ada pergerakan perputaran modal di Kubu Raya. Kondisi ini tidak terlepas dari wilayah strategis Kubu Raya yang memiliki pintu udara, tiga pintu muara dan melalui darat sebagai penyangga ibu kota provinsi Kalbar," tuturnya.

Muda mengatakan, dengan memiliki wilayah yang strategis ini, tentu Kubu Raya terus berupaya agar investasi yang masuk di daerah ini baik yang masuk dan memiliki nilai tambah bagi daerah.

"Di sinilah kita sama-sama melakukan strategi-strategi untuk merumuskan agar ketepan waktu itu juga menjadi sangat penting. Mudah-mudahan cara-cara, pola dan strategi yang kita rumuskan melalui perencanaan di masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan semuanya juga bersama-sama dengan cara Kepung Bakol, itu agar capaian cepat ini bisa lebih melompot (quantum) lagi kedapannya," katanya.

Selain itu, Bupati menambahkan, strategi arah kebijakan Kubu Raya itu bagaimana memaksimalkan sikap pro aktif local Government dari upaya-upaya yang bisa menjemput peluang itu, termasuk juga partisipasi masyarakat.

"Tentunya semua itu diperlukan gerakan yang nyata, karena tanpa konsep gerakan tentu capaiannya tidak akan bisa masif. Jika tidak masif maka merubah pola fikir masyarakat itu sangat berat dan membutuhkan waktu yang lama, apalagi sudah terbiasa dengan hal-hal yang rutinitas belaka," katanya.

Seperti diketahui, selama pandemi COVID-19 tahun 2020, pertumbuhan ekonomi hampir semua daerah di Indonesia mengalami penurunan (minus), namun Kabupaten Kubu Raya justru tetap positif 1,16 persen. Kondisi ini tidak terlepas dari "smart spending strategy" yang dijalankan, sehingga menjadikan kabupaten termuda di Kalbar itu tetap menanjak di tengah pandemi.

Muda menilai, untuk membangun sikap yang anti ragu juga diperlukan dengan cara yang masif agar terbangun kepercayaan. Apabila semua itu sudah ada, maka setiap bencana-bencana dan program kegiatan bisa membuat masyarakat jauh lebih bisa digerakkan disemua sektor.

"Sehingga sektor andalan kita yaitu pertanian pangan, holtikultura maupun perkebunan rakyat dan semua komoditi perikanan dan pertenakan, termasuk juga olahan masyarakat kondisinya punya harga yang stabil dan meningkat serta kita juga bisa tata agar konflik lahan dan perkebunan bisa diselesaikan dengan cepat. Alhamdulillah, sejak dulu penataan kita terhadap kawasan tetap menjaga kawasan sumber pangan dan pencadangan sumber pangan tidak kita ganggu," katanya.

Baca juga: Sekda Kubu Raya ajak "kepong bakol" terapkan prokes COVID-19
Baca juga: "Kepong Bakol' bawa Pemkab Kubu Raya raih IGA 2020 dari Kemendagri
Baca juga: Muda ajak semua pihak "kepong bakol" wujudkan zona integritas
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021