Kegiatan budaya Berape' Sawa yang merupakan pesta panen padi bagi masyarakat dayak di Kabupaten Bengkayang kembali hadir dan dibuka oleh bupati, diharapkan bisa menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah tersebut.

"Kegiatan adat ini merupakan upaya dalam melestarikan budaya Dayak Bekati di Bengkayang. Tujuan sebagai upaya menjaga adat istiadat tradisi Dayak Bekati yang ada di Kabupaten Bengkayang," ujar Ketua Panitia Barape'Sawa, Yulianus saat dihubungi di Bengkayang, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan budaya Berape' Sawa ke-8 resmi berlangsung mulai 4 -7 Juli 2022. Dalam memeriahkan acara, ada 11 kecamatan ikut dalam karnaval budaya. 

"Dalam pembukaan ada ribuan masyarakat yang ikut menyaksikan pembukaan Berape Sawa tahun ini. kegiatan budaya tahun ini akan berlangsung selama empat hari," jelas dia.

Sementara itu, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Bengkayang, Martinus Kajot, mengucapkan selamat atas terselenggaranya Berapa' Sawa. Dan pihaknya mendukung penuh terselenggaranya kegiatan tahunan ini. Ia berharap, Berape' Sawa dapat  berjalan dengan baik dari awal sampai akhir. 

"DAD sangat mendukung tradisi yang ada di Bengkayang. Begitu juga dengan kegiatan suku-suku lain.  DAD sangat mendukung setiap kegiatan yang ada, dalam rangka mendukung visi misi Kabupaten Bengkayang," ucap Kajot. 
 
Berape' Sawa lanjut Kajot, juga dinilai sebagai momentum membangun daerah, baik itu sisi budaya, ekonomi dan wisata. 

"Ini cara kita membangun budaya kita di Bengkayang. Saya ucapkan terima kasih pada pihak sponsor dan donatur. Harapan kami terus membantu kami masyarakat adat dalam mengembangkan budaya Dayak di Bengkayang," kata dia.

Bupati Bengkayang, Sebastianus Darwis saat membuka Berape' Sawa mengatakan, moderenisasi yang terus berkembang diharapkan tak menjadi penghalang, namun menjadi sinergi dalam kreasi dan kelestarian budaya leluhur. Upaya dalam mempertahankan tradisi tersebut dituangkan dalam suatu agenda di Kabupaten Bengkayang yaitu yang dikenal dengan istilah Berape' Sawa'.

"Tradisi budaya Berape' Sawa' merupakan tradisi suku Dayak Bekati dalam  mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan, kepada Jubata yang telah memberikan panen pada musim tanam sebelumnya. Tradisi ini menandai akan dimulainya musim tanam atau berladang. Sehingga setelah acara ini masyarakat akan mulai membuka lahan untuk kegiatan berladang. Dengan kata lain bahwa Berape' Sawa'," kata dia.

Baca juga: Disporapar Bengkayang pastikan gawai Dayak "berape' sawa" digelar

Baca juga: Sebastianus Darwis berharap ritual budaya dilestarikan sebagai jati diri

Baca juga: 156 destinasi wisata unik Bengkayang yang patut dikunjungi wisatawan
 

Pewarta: Dedi

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022