Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) Florentinus Anum mengatakan bahwa budi daya tanaman hortikultura unggul lokal seperti Alpukat Sinka asal Kota Singkawang semakin diminati oleh masyarakat dan petani Kalbar.
"Semakin diminati ini karena alpukat tersebut dari sisi kualitas yang sangat baik. Alpukat harga jual juga sangat tinggi sehingga sangat diminati untuk dibudidayakan," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan Alpukat Sinka saat ini sudah dirilis oleh Kementerian Pertanian sebagai alpukat unggul lokal Provinsi Kalbar, sehingga budidaya komoditas ini akan terus digalakkan dengan maksimal.
"Bahkan alpukat yang dibilang alpukat mentega ini juga sudah mulai dikembangkan oleh teman-teman kita di provinsi lain yang mengakui bahwa ini memang alpukat sangat luar biasa," ucap dia.
Ia memaparkan bahwa alpukat lilin Singkawang tersebut mempunyai keunikan karena dapat tumbuh baik dan berbuah di dataran rendah. Sedangkan untuk jenis alpukat lainnya agak sulit tumbuh dan jarang berbuah.
"Belum lagi kecepatan berbuah alpukat Singkawang ini, usia dua tahun setelah tanam sudah produksi. Bahkan di beberapa tempat bisa berbuah di umur 16 bulan saja," katanya.
Ia menambahkan jenis alpukat lilin Singkawang ini juga hampir tanpa musim berbuahnya. Setiap waktu selalu berbuah, ada yang tengah berbunga, buah kecil, sedang dan tua.
"Uniknya itu, berbuah tanpa musim dan ada terus. Kadang ada lima tingkat buahnya. Produksinya sangat tinggi,” ucap dia.
Terkait harga, ia menyebutkan harga Alpukat Sinka yang dijual di toko buah di Pontianak pernah mencapai Rp100.000 per kilogram. Menurut dia, harga tersebut tentu boleh dikatakan harga alpukat termahal.
"Kualitas dan rasa tentu menentukan harga. Dengan harga yang ada dan permintaan tinggi ini tentu menjadi peluang agrobisnis yang menjanjikan bagi petani alpukat di Singkawang," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022
"Semakin diminati ini karena alpukat tersebut dari sisi kualitas yang sangat baik. Alpukat harga jual juga sangat tinggi sehingga sangat diminati untuk dibudidayakan," ujarnya di Pontianak, Selasa.
Ia menjelaskan Alpukat Sinka saat ini sudah dirilis oleh Kementerian Pertanian sebagai alpukat unggul lokal Provinsi Kalbar, sehingga budidaya komoditas ini akan terus digalakkan dengan maksimal.
"Bahkan alpukat yang dibilang alpukat mentega ini juga sudah mulai dikembangkan oleh teman-teman kita di provinsi lain yang mengakui bahwa ini memang alpukat sangat luar biasa," ucap dia.
Ia memaparkan bahwa alpukat lilin Singkawang tersebut mempunyai keunikan karena dapat tumbuh baik dan berbuah di dataran rendah. Sedangkan untuk jenis alpukat lainnya agak sulit tumbuh dan jarang berbuah.
"Belum lagi kecepatan berbuah alpukat Singkawang ini, usia dua tahun setelah tanam sudah produksi. Bahkan di beberapa tempat bisa berbuah di umur 16 bulan saja," katanya.
Ia menambahkan jenis alpukat lilin Singkawang ini juga hampir tanpa musim berbuahnya. Setiap waktu selalu berbuah, ada yang tengah berbunga, buah kecil, sedang dan tua.
"Uniknya itu, berbuah tanpa musim dan ada terus. Kadang ada lima tingkat buahnya. Produksinya sangat tinggi,” ucap dia.
Terkait harga, ia menyebutkan harga Alpukat Sinka yang dijual di toko buah di Pontianak pernah mencapai Rp100.000 per kilogram. Menurut dia, harga tersebut tentu boleh dikatakan harga alpukat termahal.
"Kualitas dan rasa tentu menentukan harga. Dengan harga yang ada dan permintaan tinggi ini tentu menjadi peluang agrobisnis yang menjanjikan bagi petani alpukat di Singkawang," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022