Ketua Satuan Tugas (Satgas) Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak Emilya Kalsum mengatakan pihaknya terus melakukan pencegahan dan mematangkan langkah seperti sosialisasi di semua fakultas agar kampus bebas dari kekerasan seksual.

“Kami dari tim TPKS Untan Pontianak melakukan langkah-langkah pencegahan terhadap kekerasan seksual bukan hanya pada penanganan saja, namun sosialisasi," ujarnya di Pontianak, Minggu.

Ia menjelaskan peningkatan pengetahuan tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di perguruan tinggi sangat penting. Hal itu menurutnya harus dipahami seluruh civitas akademika.

"Kita berharap seluruh civitas akademika itu mengerti bahwa ada kekerasan seksual yang terjadi dan kita harus berjuang untuk meniadakan ini agar kampus bisa lebih aman," jelas dia.

Terkait kasus kekerasan seksual di Kalbar menurutnya sudah di tahap darurat bahkan terjadi di perguruan tinggi. Hal itu harus menjadi perhatian dan dicegah serta diatasi bersama.

“Saat ini kita berada di dalam kondisi darurat terhadap kekerasan seksual dan juga terjadi kekerasan seksual di perguruan tinggi,”ujar Emilya Kalsum.

Ia mengatakan, persoalannya adalah ketika di kampus konteks ketimpangan relasi kuasa itu sangat luas, tidak hanya mahasiswa dengan dosen saja tetapi banyak ketimpangan relasi yang terjadi di sana.

Jadi kekerasan seksual ini ialah setiap perbuatan yang merendahkan, melecehkan, menghina dan menyerang tubuh/reproduksi seseorang karena ketimpangan relasi kuasa.

“Ini yang paling penting ketimpangan relasi kuasa dan juga gender, makanya perempuan jadi lebih khusus,”katanya.

Penyebab korban tidak mau melapor karena ada situasi sosial atau mereka yang mungkin akan disalahkan, entah itu dari sisi pakaian korban bahkan kenapa korban mau melakukannya.

“Ini bagaikan gunung es, karena tidak ada yang mau melapor terhadap kasus tersebut, tidak ada yang berani melapor dan juga tidak ada yang ingin melapor,”ungkapnya.

Ia juga mengatakan, dari tim TPKS Untan Pontianak sendiri dilatih untuk tidak bertanya seperti itu karena itu akan mengundang perasaan-perasaan yang beraneka pada korban dan juga kami dituntut untuk bisa mengatasi atau menangani kekerasan seksual dengan berpihak pada korban.

“Karena bagaimanapun kalau tidak ada kesenjangan relasi itu pasti ada kekerasan seksual walaupun hanya dengan bujuk rayu saja,” tuturnya.
 

Pewarta: Dedi & Devita

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2023