Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat menemukan 475 orang terkena penyakit tuberkulosis (TBC) dan 336 warga di antaranya sedang menjalani pengobatan.
"Sejak awal 2024 hingga Agustus ini sudah 10 orang meninggal akibat TBC, akan tetapi kami terus berupaya melakukan percepatan eliminasi dan penanganan yang tersebar di 23 kecamatan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono di Putussibau Kapuas Hulu, Selasa.
Kastono menyampaikan beberapa penanganan dan upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu memberikan pengobatan pencegahan TBC pada populasi rentan.
Kemudian, melakukan mitigasi dampak psikososial dan ekonomi yang dihadapi pasien TBC dan keluarganya dan
menyusun serta menetapkan kebijakan dari gubernur dan bupati untuk mendorong pasien TBC menjalankan pengobatan sampai selesai.
Selain itu, menyediakan dan meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai target standar pelayanan minimal terkait penanggulangan TBC.
Kostono juga mengatakan dalam upaya mencapai target eliminasi TBC di Kabupaten Kapuas Hulu dengan
mencantumkan indikator TBC dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah dan rencana strategis pemerintah daerah sebagai salah satu prioritas kesehatan di daerah.
"Penanggulangan penyakit TBC melalui layanan kesehatan juga kami libatkan masyarakat, tidak hanya pengobatan akan tetapi pencegahan serta penerapan standar penanganan pasien TBC juga menjadi perhatian kami," katanya,
Ia menyebutkan temuan kasus TBC di masing-masing kecamatan yaitu untuk Kecamatan Silat Hilir 29 kasus, Silat Hulu 19 kasus, Hulu Gurung 31 kasus, Bunut Hulu 31 kasus, Mentebah 24 kasus, Buka 22 kasus, Kalis 29 kasus, dan Putussibau Selatan 54 kasus.
Kemudian Embaloh Hilir 16 kasus, Bunut Hilir 13 kasus, Boyan Tanjung 23 kasus, Pengkadan 13 kasus, Jongkong 21 kasus, Selimbau 11 kasus, Suhaid 11 kasus, Seberuang 29 kasus, Semitau 26 kasus, Empanang tujuh kasus, Puring Kencana dua kasus, Badau 23 kasus, Batang Lupar 10 kasus, Embaloh Hulu lima kasus dan Kecamatan Putussibau 26 kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024
"Sejak awal 2024 hingga Agustus ini sudah 10 orang meninggal akibat TBC, akan tetapi kami terus berupaya melakukan percepatan eliminasi dan penanganan yang tersebar di 23 kecamatan," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kapuas Hulu Kastono di Putussibau Kapuas Hulu, Selasa.
Kastono menyampaikan beberapa penanganan dan upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu memberikan pengobatan pencegahan TBC pada populasi rentan.
Kemudian, melakukan mitigasi dampak psikososial dan ekonomi yang dihadapi pasien TBC dan keluarganya dan
menyusun serta menetapkan kebijakan dari gubernur dan bupati untuk mendorong pasien TBC menjalankan pengobatan sampai selesai.
Selain itu, menyediakan dan meningkatkan sumber daya manusia untuk mencapai target standar pelayanan minimal terkait penanggulangan TBC.
Kostono juga mengatakan dalam upaya mencapai target eliminasi TBC di Kabupaten Kapuas Hulu dengan
mencantumkan indikator TBC dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah dan rencana strategis pemerintah daerah sebagai salah satu prioritas kesehatan di daerah.
"Penanggulangan penyakit TBC melalui layanan kesehatan juga kami libatkan masyarakat, tidak hanya pengobatan akan tetapi pencegahan serta penerapan standar penanganan pasien TBC juga menjadi perhatian kami," katanya,
Ia menyebutkan temuan kasus TBC di masing-masing kecamatan yaitu untuk Kecamatan Silat Hilir 29 kasus, Silat Hulu 19 kasus, Hulu Gurung 31 kasus, Bunut Hulu 31 kasus, Mentebah 24 kasus, Buka 22 kasus, Kalis 29 kasus, dan Putussibau Selatan 54 kasus.
Kemudian Embaloh Hilir 16 kasus, Bunut Hilir 13 kasus, Boyan Tanjung 23 kasus, Pengkadan 13 kasus, Jongkong 21 kasus, Selimbau 11 kasus, Suhaid 11 kasus, Seberuang 29 kasus, Semitau 26 kasus, Empanang tujuh kasus, Puring Kencana dua kasus, Badau 23 kasus, Batang Lupar 10 kasus, Embaloh Hulu lima kasus dan Kecamatan Putussibau 26 kasus.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2024