Medan (ANTARA Kalbar) - Ahli sosiologi Universitas Sumatera Utara, Prof Dr Badaruddin mengatakan, aparat kepolisian tidak perlu lagi memberikan kelonggaran terhadap aksi-aksi geng motor, tetapi harus menyikat habis kegiatan mereka yang semakin sadis dan brutal.
"Aksi a'la premanisme yang dilakukan geng motor itu sudah menimbulkan jatuhnya korban jiwa, dan hal ini tidak boleh lagi dibiarkan aparat kepolisian," katanya di Medan, Sabtu.
Penegak hukum tersebut, menurut dia, harus secepatnya mengambil tindakan preventif, sehingga kejahatan yang dilakukan kelompok yang menggunakan sepeda motor itu dapat ditekan, sehingga tidak berkembang lebih luas lagi.
Sebab, katanya, di berbagai daerah provinsi di tanah air ini sudah dihebohkan dengan aksi geng motor yang umumnya mereka itu adalah para pelajar dan pemuda.
"Geng -geng motor yang membuat resah di kalangan masyarakat itu, yakni di daerah Jakarta, Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan beberapa provinsi lainnya," kata Guru Besar pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara itu.
Bahkan, katanya, di Jakarta salah seorang oknum aparat meninggal akibat dikeroyok dan "dibantai" kelompok geng motor.Sehingga dengan kematian oknum petugas itu, mengakibatkan terjadinya aksi pembalasan terhadap kelompok geng motor yang selama ini ditenggarai selalu bikin keributan di ibu kota negara tersebut.
Petugas kepolisian harus selalu tanggap dan turun ke lapangan untuk mencegah aksi pembalasan itu."Kalau aksi seperti ini tidak secepatnya ditanggulangi, maka akan berdampak terhadap keamanan nasional di bumi tercinta.
Selain itu, para investor asing dan wisatawan dari luar neger akan merasa enggan atau takut untuk berkunjung ke Indonesia.
Sehingga, jelas akan berdampak cukup besar bagi kerugian devisa dan pendapatan bagi negeri ini."Ini jangan sampai terjadi, karena juga akan menimbulkan citra yang tidak baik bagi Indonesia, selama ini dikenal sebagai negeri yang aman dan damai," kata Badaruddin. (*)