Pontianak (ANTARA Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Ketapang menggelar Festival Jepin Melayu tingkat kabupaten untuk melestarikan budaya tersebut karena semakin jarang dipentaskan di kalangan masyarakat.
"Latar belakang adanya festival ini, salah satunya karena tari Jepin Melayu sudah tidak tampak lagi di acara tertentu, seperti perkawinan maupun acara-acara budaya," kata Ketua Panitia Festival Jepin Melayu Kabupaten Ketapang Baswedan Badjuri saat dihubungi di Pontianak, Jumat.
Ia menambahkan, kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari Jepin Melayu juga menjadi pertimbangan sehingga festival itu digelar.
Festival tersebut diikuti 24 kelompok jepin, terdiri dari 11 kelompok Jepin Tradisional dan 13 kelompok Jepin Kreasi. Pelaksanaannya dimulai dari Kamis (17/5) hingga Sabtu (19/5) dan dibuka oleh Bupati Ketapang Henrikus.
Bupati Ketapang Henrikus dalam sambutannya menyatakan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk dari berbagai suku bangsa yang mempunyai identitas maupun kebudayaan yang berbeda-beda.
Menurut dia, perbedaan adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus diterima sebagai sebuah kenyataan. "Setiap suku bangsa pasti mempunyai identitas, serta seni budaya tradisi yang mencerminkan nilai-nilai yang baik dan rasa kebersamaan," kata dia.
Tercabutnya akar budaya tradisional, maka akan hilang dan lenyap pulalah identitas sebuah bangsa. "Di era globalisasi seperti sekarang ini, pengaruh budaya asing tidak dapat kita hindari," kata Henrikus.
Ia yakin, Festival Jepin Melayu Kabupaten Ketapang menjadi salah satu upaya untuk melestarikan seni budaya daerah agar tidak hilang ditelan zaman.
Zapin atau Jepin, mempunyai arti pergerakan kaki cepat mengikuti rentak pukulan. Zapin merupakan khasanah tarian rumpun Melayu, yang dapat pengaruh dari Arab.
Tarian tersebut bersifat edukatif, dan sekaligus menghibur. Musik pengiringnya terdiri dari dua alat utama yaitu alat musik petik gambus, dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil, yang disebut marwas.
Ia berharap, adanya festival jepin itu akan menarik minat generasi muda untuk lebih mengenal jepin sebagai seni budaya yang khas sehingga muncul kecintaan dan kebanggaan.