Madrid (ANTARA
News) - Spanyol berusaha mempertahankan beberapa tentaranya di
Afghanistan setelah 2014, ketika pasukan NATO akan mengakhiri gerakan
tempurnya, kata Menteri Pertahanan Spanyol Pedro Morenes dalam wawancara
diterbitkan pada Minggu.
"Belum ada keputusan. Itu tergantung
pada keadaan keuangan dan ekonomi Spanyol, yang tidak bagus. Ada
keinginan terus membantu rakyat Afghanistan," katanya kepada surat kabar
harian "El Pais" dikutip AFP.
"Salah satu alasan akan selalu
keamanan pasukan di sana. Selain itu, setiap tugas melampaui 2014 harus
dilakukan bersama NATO dan masyarakat antarbangsa," tambahnya.
Jika
Spanyol mempertahankan beberapa tentaranya di Afghanistan sesudah 2014
ketika pasukan Afghanistan telah mengambil alih tanggung jawab keamanan,
mereka akan terlibat dalam pelatihan pasukan Afghanistan, kata menteri
itu.
Morenes ikut dalam temu puncak persekutuan perthanan
Atlantik uttara NATO di Chicago, Amerika Serikat, pada Minggu, yang akan
dikuasai masalah Afghanistan.
Meskipun perlawanan Taliban
menghebat, pasukan asing lelah perang itu berusaha menyerahkan kendali
keamanan kepada pasukan Afghanistan sambil menarik sekitar 130.000
tentara tempur asing pada akhir 2014.
Spanyol sebelumnya
menyatakan berencana menarik seluruh 1.500 tentaranya, yang bertugas di
Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO di Afghanistan pada
2014.
Sejumlah 34 tentara Spanyol tewas di negara terkoyak perang
itu sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat untuk menggulingkan
pemerintah Taliban pada akhir 2001.
Sedikit-dikitnya, 162 tentara
ISAF tewas di Afghanistan pada tahun ini, kata AFP berdasarkan atas
hitungan laman icasualties.org. Lebih dari 3.000 tentara asing tewas
sejak akhir 2001.
Perang itu sangat tidak disukai rakyat Barat
pengirim pasukan ke Afghanistan. Jajak pendapat di Inggris, Prancis dan
Jerman menunjukkan kian banyak warganya menuntut tentara mereka segera
ditarik.
Dukungan bagi perang di Afghanistan turun tajam di
kalangan warga Amerika Serikat dalam beberapa bulan belakangan saat
mereka semakin kecewa dengan kemelut sejak lebih dari satu dasawrase
lalu itu, kata jajak pendapat New York Times/CBS News, yang disiarkan
pada akhir Maret.
Duapertiga dari yang ditanya -69 persen-
menyatakan Amerika Serikat seharusnya tidak lagi berperang di
Afghanistan, naik dari 53 persen pada November dan persentase tertinggi
sejak jajak pendapat New York Times/CBS News mengajukan pertanyaan itu
pada 2009, kata CBS.
Enampuluh delapan persen petanggap
menyatakan pertempuran itu "agak buruk" atau "sangat buruk", sementara
42 persen menyuarakan pandangan tersebut pada November 2011, kata "New
York Times".
(B002/H-AK)
Spanyol Ingin Tentaranya Tetap di Afghanistan Sesudah 2014
Senin, 21 Mei 2012 9:52 WIB