Taipei (ANTARA Kalbar/CNA-OANA) - Dewan Pertanian (COA) mengungkapkan spesies baru anggrek yang bisa digunakan dalam obat tradisional China dan mengatakan diperlukan delapan tahun untuk mengembangbiakannya.
Anggrek itu berisi kadar tinggi polysaccharide, yang bagus buat orang yang menjalani kemoterapi. Golden Emperor No.1, persilangan antara anggrek denbrobium tosaense dan dendrobium stem, berisi lebih banyak polysaccharide daripada spesies anggrek premium denbrobium huoshanense --yang berasal dari Provinsi Anhui, China, kata dean tersebut.
Polysaccharide memainkan peran dalam merangsang sistem kekebalan dan dapat membantu pemulihan pasien yang menjalani kemoterapi, kata Wen Chi-luan, pembantu peneliti di dewan di Stasiun Penyebaran dan Peningkatan Benih Taiwan.
Pasien yang dalam penyembuhan setelah operasi mata juga dapat memperoleh manfaat dari polysaccharide, sebab zat itu mengaktifkan lapisan sel retina, kata Wen sebagaimana dilaporkan CNA.
Golden Emperor No.1, yang dalam waktu dekat akan diproduksi secara massal, hanya akan memerlukan waktu dua tahun untuk tumbuh dan akan menghasilkan delapan sampai 12 gram polysaccharide setiap tahun, katanya.
Dengan kata lain, spesies baru itu matang dalam separuh waktu yang diperlukan spesies anggrek premium dendrobium huashanense dan hasilnya lima kali lebih banyak, Wen menambahkan.
Salah satu jenis anggrek paling mahal dalam obat China, 600 gram obat herbal dendrobium huosshanense kering bisa berharga 300 dolar AS.
Anggrek dendrobium dicatat sebagai obat kelas atas di China, sama dengan ginseng, di jurnal medis China "The Divine Farmer's Herb-Root Classic", yang ditulis oleh penguasa legendaris Shengnong sekitar 5.000 tahun lalu, kata Wen.
Sebagian penggunaan medis bagi anggrek dendrobium yang tercata di jurnal tersebut meliputi obat buat kekeringan, haus dan radang, perlindungan perut, pembersih liver, dan peningkatan daya penglihatan, kata Wen.
(C003)
Taiwan Ungkap Spesies Baru Anggrek untuk Obat China
Jumat, 25 Mei 2012 8:27 WIB