Jakarta (ANTARA Kalbar) - Siapa bilang rekreasi untuk mengisi akhir pekan bersama keluarga butuh biaya mahal dan menempuh jarak yang jauh, seperti ke Puncak Bogor atau Bandung.
Sebenarnya banyak alternatif berekreasi di Ibukota Jakarta seperti Taman Mini Indonesia Indah bagi yang ingin lebih mengenal budaya 33 provinsi di Indonesia. Ada pula Taman Impian Jaya Ancol bagi mereka yang benar-benar ingin berekreasi dengan berbagai permainan yang memompa adrenalin.
Tidak kurang juga tempat-tempat bersejarah yang dapat dikunjungi di Ibukota untuk menambah pengetahuan dan memunculkan kembali rasa nasionalisme dalam dada, salah satunya Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Hanya perlu mengeluaran Rp1.500 per orang untuk karcis masuk serta biaya parkir yang berbeda besarnya untuk setiap kendaraan, dan bagi yang membutuhkan pemandu bisa merogoh kocek tambahan. Pada hari tertentu seperti setiap 5 Oktober sebagai HUT TNI dan Hari Pahlawan 10 November, tidak dikenakan biaya masuk atau gratis.
Tidak sulit menemukan lokasi monumen karena memang berada tepat di sisi jalan Raya Pondok Gede, Cipayung dan pastinya tidak perlu merasakan macet seperti jika kita ke Bandung atau Puncak.
Di monumen bersejarah itu, pengunjung bisa menyaksikan langsung bukti-bukti kekejaman pemberontakan PKI dalam tujuannya mengganti dasar negara Pancasila dengan ideologi komunis.
Ada rumah tempat penyiksaan, pos komando, dapur umum, mobil-mobil tua peninggalan Pahlawan Revolusi dan Museum Paseban serta Monumen Pahlawan Revolusi. Yang paling terkenal dari tempat itu adalah sumur tua tempat membuang jenazah tujuh Pahlawan Revolusi.
Suasana yang sejuk karena banyaknya pohon yang menaungi cukuplah untuk melepas lelah setelah berkeliling monumen bersejarah yang dikelola Pusat Sejarah (Pusjarah) TNI yang dibangun di atas tanah seluas sembilan hektar itu.
Salah satu pengunjung, Ari mengajak keluarganya ke Monumen Pancasila Sakti untuk mengisi akhir pekan mereka tanpa sengaja. Awalnya menurut warga Buaran, Jakarta Timur itu, mereka hendak ke TMII tapi ketika melintas di Lubang Buaya tiba-tiba berubah haluan.
"Istri saya belum pernah kemari, selain itu bulan ini juga bertepatan dengan hari Kesaktian Pancasila pada 1 Juni. Jadi kita putuskan ingin mengunjungi monumen ini," ujar Ari.
Menurut Ari, selain suasana tenang dan sejuk yang sangat cocok untuk berekreasi, juga dapat menambah pengetahuan sejarah dan membangkitkan kembali kecintaan akan bangsa dan Pancasila.
Kesaktian Pancasila
Monumen Kesaktian Pancasila dibangun dengan tujuan mengingat perjuangan para Pahlawan Revolusi yang berjuang mempertahankan ideologi negara, Pancasila dari ancaman ideologi komunis. Monumen itu dibangun atas gagasan Presiden ke 2 Indonesia, Soeharto.
Para Pahlawan revolusi tersebut yakni Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani, Mayjen TNI R Suprapto, Mayjen TNI MT Haryono, Mayjen TNI Siswondo Parman, Brigjen TNI DI Panjaitan, Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo serta Lettu Pierre Tendean.
Monumen tersebut diresmikan Presiden Soeharto pada Agustus 1973, bertepatan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila.
Sebelum menjadi sebuah museum sejarah, tempat ini merupakan tanah atau kebun kosong yang dijadikan pusat pelatihan milik Partai Komunis Indonesia. Kemudian, tempat itu dijadikan sebagai tempat penyiksaan dan pembuangan terakhir para korban Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI).
Di kawasan kebun kosong itu terdapat sebuah lubang sumur tua sedalam 12 meter dengan diameter 75 cm yang digunakan untuk membuang jenazah para korban G30S/PKI.
Untuk tahu lebih dalam tentang perjuangan selama masa kelam tersebut, Museum Pengkhianatan PKI menceritakan sejarah pemberontakan-pemberontakan PKI dalam bentuk foto-foto dan diorama yang mengisahkan tentang Pemberontakan PKI diberbagai daerah di Indonesia.
Sedang di Museum Paseban yang diresmikan Presiden Soeharto pada 1 Oktober 1981 bertepatan dengan Dwi Wndu Hari Kesaktian Pancasila, juga terdapat diorama mengenai rapat-rapat persiapan pemberontakan, latihan sukarela dan foto serta barang peninggalan ketujuh Pahlawan Revolusi.
Monumen Kesaktian Pancasila menjadi saksi bisu bukti sejarah kesaktian Pancasila dari rongrongan komunis dan tempat generasi muda mengenal sejarah bangsa agar semakin cinta dengan bumi pertiwi.
(D016)