Jakarta (ANTARA Kalbar) - Indonesia dapat meningkatkan penerimaan ekspor dengan cara mengendalikan pasokan minyak sawit mentah (CPO) di pasar internasional sehingga harganya tetap tinggi, kata Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih.
"Bisa nggak pemerintah mengatur pengusaha CPO untuk tidak memproduksi dan mengekspor terlalu banyak, sehingga kita bisa menjaga pasokan dan harganya bisa tetap tinggi," kata Lana dihubungi di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan pemerintah dapat meningkatkan tarif bea keluar untuk mengurangi volume ekspor CPO.
Menurut Lana, Indonesia saat ini tidak bisa menentukan harga CPO meskipun posisi Indonesia sebagai negara pengekspor CPO terbesar di dunia.
Ia mengatakan pemerintah dapat memaksa pengusaha kelapa sawit mengurangi pasokan di pasar internasional karena kebutuhan dalam negeri yang meningkat saat menjelang lebaran.
"Ada kewajiban 'domestik market obligation' untuk mengutamakan produksi dalam negeri karena ini kan menjelang Lebaran ya, banyak kebutuhan, jadi dengan argumen itu pemerintah bisa memaksa pasokan di internasional dikurangi," katanya.
Lana memprediksi neraca perdagangan dalam negeri pada Juni 2012 masih defisit terkait harga CPO Indonesia yang turun.
(SDP-46)