London (ANTARA Kalbar/Reuters) - Isu adanya kecurangan pertandingan bulu tangkis akhirnya menyeruak di ajang olahraga terbesar Olimpiade London dan pengusiran delapan pemain tetap meninggalkan bekas luka mendalam.
Empat pasang ganda puteri yang sengaja mengatur pertandingan mereka agar dapat bertemu saingan yang lebih enteng dalam babak selanjutnya, telah mengecewakan 4.800 penonton di Wembley Arena, karena mereka berharap dapat menyaksikan permainan terbaik dari para pebulu tangkis terbaik itu.
Tapi penonton menyaksikan hal memalukan ketika ganda China, Korea Selatan dan Indonesia melakukan pukulan yang menyangkut di net atau disengaja keluar garis.
Lelucon mereka diperlihatkan kepada seluruh dunia, di depan penonton yang tidak percaya hal i tu akan terjadi.
Sayangnya, itu bukan hal baru dalam dunia bulu tangkis.
Para pemain dan pelatih mengeluhkan budaya manipulasi yang terjadi dalam tur profesional selama bertahun-tahun.
Hal yang mengejutkan, kata salah satu pemain, adalah tim itu berani melakukannya di Olimpiade.
"Selalu ada pembicaraan dalam tim China siapa yang akan menang lebih dulu, jika tim mereka akan saling bertemu atau merencanakan untuk saling bertemu," kata tunggal putera Jerman Marc Zweiber.
"Korea juga melakukan hal serupa dalam kejuaraan Piala Thomas lalu," katanya menambahkan.
"Telah ada perbincangan selama musim ini bahwa China mengatur dan menetapkan pertandingan mereka," kata Zweiber, "Saya kita BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) telah melakukan sesuatu untuk mengatasi ini," kata Zweiber.
"Tapi saya kira BWF harus melakukan lebih banyak," katanya menambahkan.
BWF yang mengeluarkan keempat ganda itu dari pertandingan Rabu mengatakan bahwa mereka perlu mengambil sikap tegas terhadap pelanggaran yang "melanggar kode etik dan melanggar sportifitas olahraga itu."
Para pemain yang dikeluarkan adalah ganda unggulan pertama China Yu Yang dan Wang Xiaoli, pasangan Korea Selatan Jung Kyung-eun dan Kim Ha-na, serta Ha Jung-eun dan Kim Min-jung, serta Greysia Polii dan Meiliana Jauhari dari Indonesia.
Federasi juga mengatakan bahwa mereka akan meninjau kembali format pertandingan pool setengah kompetisi untuk babak penyisihan, yang diterapkan peretama kali di Olimpiade dan terbukti adanya kecurangan di Olimpiade London.
Sementara juru bicara Komite Olimpiade Internasional mengatakan bahwa cabang bulu tangkis tetap masuk program Olimpiade, cabang olahraga itu jelas harus melakukan pencarian jati diri dan menelan pengalaman pahit ini untuk memperbaiki citra yang terlanjur buruk.
Meskipun sanksi sudah dijatuhkan, pelatih dan ofisial tim mengatakan mereka tidak akan menggunakan taktik licik dalam perebutan medali Olimpiade.
Pasangan Denmark menang mengejutkan melawan unggulan kedua China Tian Qing dan Zhao Yunlei di babak penyisihan puteri, secara tidak sengaja menciptakan rantai masalah hingga delapan pemain dikeluarkan dari Olimpiade.
"Saya sangat senang sebagai salah satu orang yang menciptakan seluruh masalah yang menyebabkan kemarahan ini," kata kepala pelatih Denmark Lars Uhre kepada Reuters.
"Saya tahu China akan melakukan yang terbaik untuk memberikan hasil terbaik bagi negaranya jadi ini bukan kejutan -- ini adalah sistem yang buruk," katanya menambahkan.
Fabrice Vallet, pelatih tim Prancis, mengatakan bahwa para pemain pantas dikeluarkan dan mereka harus berperilaku baik di hadapan dunia pada ajang olahraga setiap empat tahun sekali itu.
"Jika kita ingin bersatu di Olimpiade, kita harus menunjukkan kita mampu bermain dalam semangat Olimpiade," kata Vallet.
"Semangat Olimpiade adalah kejujuran dan itu hal utama," katanya menambahkan.
(G*A008)