Makassar (ANTARA Kalbar) - Ketua Palang Merah Indonesia HM Jusuf Kalla mengharapkan agar bantuan dunia internasional dapat membantu kemelut penderitaan warga Rohingya di Myanmar yang saat ini mengungsi.
"Kita berharap ada bantuan lebih besar kepada mereka, karena ini keadaan darurat. Warga sudah ketakutan dan tertutup ditambah kondisi mereka disana sangat memprihatinkan," tutur Jusuf Kalla di sela "Open House" di rumah pribadinya di Jalan Haji Bau Makassar, Sulsel, Minggu.
Ia menyebutkan, kondisi para pengungsi Rohingya sudah sangat memprihatinkan bahkan tertutup, sehingga untuk mengetahui apa masalah yang melatarbelakangi terjadinya konflik masyarakat Rohingya sementara ini belum diketahui secara pasti.
"Masyarakat disana sangat tertutup, ini tergambar pada kondisi masyarakat yang bermukim disana sehingga bantuan dari dunia internasional belum biasa disalurkan. Kehidupan masyarakat kurang pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi sangat rendah," sebutnya.
Tokoh yang didaulat menjadi Duta perdamaian untuk Rohingya ini mengaku, usai lebaran pihaknya akan segera terbang menuju Myanmar guna membantu masyarakat pengungsi membangun pemukiman layak.
Menurut dia, konflik terjadi di Myanmar diduga kuat adanya ketidakadilan dan diskriminasi pihak tertentu agar muslim Rohingya segera pindah dari desa mereka yang sudah dihuni puluhan tahun.
"Rencana hari Selasa (21/8) kita akan ke Myanmar untuk membantu membangun pemukiman warga yang telah dirusak kelompok-kelompok tertentu serta memperbaiki pengungsian," kata mantan Wakil Presiden RI itu.
Juru Bicara JK untuk Rohingya, Husain Abdullah menambahkan, keberadaan JK di Myanmar sangat membantu para pengungsi utamanya muslim Rohingya. Sehingga upaya damai yang dilakukan JK mulai menunjukkan titik terang sebab konflik mulai reda disana.
"Dengan adanya pak JK sebagai duta perdamaian telah banyak perubahan, konflik sudah mulai menurun dan pengungsi agak sedikit lebih tenang serta bantuan pangan dapat disalurkan. Kondisi saat ini di kamp pengungsian masih buruk karena hujan masih saja turun sehingga aktivitas sedikit terganggu," ucapnya.
Diketahui jumlah penduduk di masa konflik sebanyak 60 ribu orang. Kendati data itu belum sepenuhnya benar, kata Uceng sapaan akrabnya, sebab menurut informasi sejumlah warga dan organisasi peduli Rohingya sekitar 90 ribu orang.
"Tidak ada bantuan khusus untuk perempuan disana, ditambah sanitasi dan kondisi MKCK masih buruk sehingga pengungsi rentan terkena penyakit apalagi dalam kondisi musim hujan," tandasnya.
(KR-DF)
JK Berharap Bantuan Internasional untuk Rohingya
Minggu, 19 Agustus 2012 18:32 WIB
Kita berharap ada bantuan lebih besar kepada mereka, karena ini keadaan darurat. Warga sudah ketakutan dan tertutup ditambah kondisi mereka di sana sangat memprihatinkan.