Magelang (ANTARA Kalbar) - Ketua Umum Pimpinan Muhammadiyah, Din Syamsudin, mengatakan silaturahim salah satu kekuatan Muhammadiyah sehingga bisa bertahan sampai dengan satu abad.
"Muhammadiyah tidak lepas dari konflik akibat perbedaan pendapat dan pandangan. Namun, hal itu bisa diatasi dengan menyatukan semua perbedaan tersebut," katanya di Magelang Minggu.
Ia mengatakan hal tersebut pada silaturahim keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Magelang di kompleks Pendidikan Muhammadiyah Borobudur.
"Ada semangat penghayatan tentang kebersamaan, kekeluargaan, dan persaudaraan. Karena itu, jarang terdengar ada konflik dalam Muhammadiyah. Kita perlu menyatukan perbedaan pendapat dan pandangan. Selesaikan semua masalah dengan diskusi," katanya.
Memasuki abad kedua, katanya, Muhammadiyah memiliki banyak tugas yang harus dikerjakan.
Dia meminta keluarga besar Muhammadiyah untuk bangkit kembali dan tampil meluruskan kiblat bangsa seperti yang telah disepakati para pendiri negara ini.
Menurut dia, Indonesia sedang dirundung defiasi, penyelewengan, dan penjajahan dalam bentuk lain yang antara lain mencakup bidang politik, ekonomi, hingga budaya.
Desakan PP Muhammadiyah kepada pemerintah untuk merevisi undang-undang tentang minyak dan gas juga merupakan langkah untuk meluruskan kiblat negara.
"Cita-cita bangsa ini adalah menciptakan Indonesia yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Itulah cita-cita nasional yang diletakkan para pendiri bangsa. Jihad konstitusi yang dilakukan tidak boleh berhenti. Regulasi yang tidak sesuai amanat konstitusi harus ditolak agar negara yang besar ini dapat membawa kesejahteraan pada rakyat," katanya.
(H018)