Jakarta (ANTARA Kalbar) - Anggota Komisi XI DPR Zaini Rahman mengatakan Bank Indonesia harus jujur mengenai gagasan inti dari redenominasi baik dari segi tujuan maupun akibat-akibatnya pada perekonomian masyarakat.
"Selama ini BI selalu menyebutkan bahwa redenominasi itu pengertiannya tunggal, yakni penyederhanaan mata uang dan agar uang pecahan lebih praktis," kata Zaini Rahman di Jakarta, Kamis.
Namun, kata dia, secara tidak disadari pengertian lainnya adalah bahwa uang Rp1.000 nantinya benar-benar akan bernilai Rp1. Jadi itu juga bermakna sebagai penaikan nilai kurs rupiah secara angka tertulis sekaligus penurunan nilai rupiah sangat drastis secara psikologis.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan itu mengatakan dalam konteks tersebut, BI harus menyampaikan kepada publik apa saja antisipasinya untuk mengatasi dampak-dampak tersebut.
"BI juga harus menjelaskan antisipasi apa yang akan dilakukan jika proses transisinya ternyata gagal. Berapa lama waktu yang akan dijadikan standar untuk menetapkan proses transisi itu gagal atau berhasil dan sebagainya," tuturnya.
Terhadap rencana sosialisasi redenominasi oleh BI pada awal Januari mendatang, dia mengatakan ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi.
"Pertama, pemberitahuan ke publik tentang antisipasi dampak inflasi yang tidak akan terhindarkan dan ini akan menjadi persoalan serius," ujarnya.
Kedua, BI juga harus mempertimbangkan biaya transisi yang akan sangat besar. BI harus menjelaskan biaya transisi itu meliputi apa saja dan anggarannya dibebankan ke siapa.
"Ketiga, BI harus memperhatikan dan mencari solusi terhadap dampak psikologis bagi masyarakat dalam memandang standar nilai uang," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan sosialisasi mengenai redenominasi rupiah akan dimulai awal tahun depan.
"Terkait redenominasi sudah kami masukkan dalam daftar yang akan kita bahas pada 2013. Kami harapkan pada Januari-Mei akan ada sosialisasi dan konsultasi publik yang aktif tentang redenominasi tersebut," kata Agus Martowardojo.
Menurut dia, sosialisasi dan konsultasi tersebut ditujukan agar masyarakat lebih paham maksud dan tujuan redenominasi, termasuk risiko-risikonya.
"Kami tidak mau masyarakat mengira bahwa ini adalah sanering (pemotongan nilai mata uang) dan masyarakat luas betul-betul harus paham itu," katanya.
(T.D018)